Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus sebesar US$5,74 miliar pada Oktober 2021 seiring dengan menguatnya permintaan ekspor dan kenaikan harga komoditas, khususnya minyak dan gas.
Namun, surplus meningkat dari posisi bulan lalu, sebesar US$4,37 miliar. Hal ini dipicu oleh peningkatan impor migas pada Oktober 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan impor migas 75,94 persen (yoy) dan 1,68 persen (mtm).
"Ini kalau kita lihat secara tren, NPI sudah membukukan surplus selama 18 bulan," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers (15/11/2021).
Surplus Oktober 2021 ini di sumbang oleh HS27, yakni bahan bakar mineral. BPS mencatat negara penyumbang surplus, yaitu AS, China dan Filipina.
Adapun, BPS mencatat perolehan ekspor pada Oktober 2021 mencapai US$22,03 miliar. Ekspor pada Oktober 2021 meningkat 53,35 persen (year-on-year/yoy). Adapun, secara bulanan (month-to-month/mtm), pertumbuhannya mencapai 6,89 persen. Ekspor nonmigas Oktober 2021 mencapai US$21,00 miliar, naik 6,75 persen dibanding September 2021.
Baca Juga
Secara tahunan kenaikan ini dipicu oleh kenaikan ekspor migas dan nonmigas sebesar masing-masing 66,84 persen dan 52,75 persen.
"Secara tahunan, ini kenaikannya cukup tinggi," kata Margo.
"Kinerja ekspor, baik secara total dan nonmigas, di tahun 2021 ini lebih baik dari 2020 dan 2019. Semoga kinerja ekspor bisa dipertahankan sehingga berdampak pada pemulihan ekonomi," tambahnya.
Secara sektor, pertumbuhan ekspor migas meningkat sebesar 66,84 persen (yoy) menjadi US$1,03 miliar. Ekspor migas ini menjadi motor kinerja ekspor Oktober 2021. BPS mencatat pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP).
ICP sepanjang Oktober mencapai US$81,8 per barel, naik dari US$72,2 per barel pada September 2021.
"Kenaikannya month-to-month-nya sebesar 13,30 persen pada Oktober 2020 dan sebesar 114,87 persen secara year-on-year," kata Margo.
Sementara itu, impor pada Oktober 2021 tercatat sebesar US$16,29, atau tumbuh persen 51,6 persen (yoy) dan naik 0,36 persen (mtm).
Kenaikan secara tahunan didorong oleh kenaikan impor migas 75,94 persen (yoy) dan 1,68 persen (mtm).