Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gapki Dukung Pemerintah Terkait Hilirisasi Sawit

Gapki meniyatakan Indonesia perlu memiliki strategi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk bersaing di ranah produk akhir kelapa sawit.
Pekerja memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, di Petajen, Batanghari, Jambi, Jumat (11/12/2020). Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memperkirakan nilai ekspor kelapa sawit nasional tahun 2020 yang berada di tengah situasi pandemi Covid-19 tidak mengalami perbedaan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 20,5 miliar dolar AS atau dengan volume 29,11 juta ton. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Pekerja memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, di Petajen, Batanghari, Jambi, Jumat (11/12/2020). Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memperkirakan nilai ekspor kelapa sawit nasional tahun 2020 yang berada di tengah situasi pandemi Covid-19 tidak mengalami perbedaan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 20,5 miliar dolar AS atau dengan volume 29,11 juta ton. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) siap mendukung program hilirisasi produk sawit yang tengah digenjot oleh pemerintah.

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi mengatakan para pengusaha kelapa sawit menyadari nilai tambah terbesar dalam suatu produk ada di sisi hilir. Kendati demikian, pihaknya berharap jangan sampai program hilirisasi tidak mendistorasi apa yang selama ini sudah dikerjakan di hulu.

“Kami sangat mendukung program hilirisasi sawit,” kata Tofan di Jakarta, Sabtu (13/11/2021).

Tofan menjelaskan bahwa ekspor produk sawit mencapai 34 juta ton pada 2020. Dari jumlah itu, hanya sebanyak 7,17 juta ton dalam bentuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Sisanya, lanjut dia, komposisi terbesar atau sebanyak 21 juta ton atau sekitar 60 persen sudah dalam bentuk refinery atau hanya satu tingkat di bawah produk akhir.

“Jadi, kalau kemarin pemerintah mendorong hilirisasi sawit hasilnya sudah kelihatan karena 60 persen sudah bukan mentah lagi meski belum end product,” ujarnya.

Dia mengungkapkan untuk menjadi pemain di produk akhir, Indonesia perlu menyiapkan strategi yang berbeda. Pasalnya, pesaing utama merupakan manufaktur dari negara maju yang sudah berusia ratusan tahun.

Dengan demikian, Indonesia perlu memiliki strategi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk bersaing di ranah produk akhir kelapa sawit.

“Beberapa poin yang kami highlight bahwa hilirisasi harus dilakukan dengan skema insentif dan disinsentif bukan dengan regulasi karena bisa mendistorsi pasar,” tuturnya.

Tofan mengatakan saat ini masih banyak permintaan dalam bentuk CPO. Oleh karena itu, tidak memungkinkan apabila tiba-tiba muncul regulasi larangan ekspor.

Selanjutnya, Indonesia harus melihat kebutuhan pasar. Menurutnya, masih ada permintaan sekitar 6 juta ton.

Selain itu, Tofan menyebut hilirisasi terkait dengan penguasaan teknologi. Artinya, Indonesia harus selektif dalam memilih keunggulan komparatif.

“Hilirisasi harus disertai dengan perbaikan infrastruktur dan sumber daya manusia yang siap,” jelasnya.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyampaikan rencana untuk menghentikan ekspor CPO pada pertengahan Oktober 2021. Presiden menyebut kebijakan itu bertujuan agar Indonesia dapat mengolah sendiri bahan mentah untuk mendapatkan nilai tambah.

Secara detail, Jokowi ingin produk kelapa sawit Indonesia diolah menjadi produk seperti kosmetik, mentega, biodiesel, dan produk akhir lainnya.

Berdasarkan data Gapki, total produksi minyak sawit RI mencapai 51,1 juta ton pada 2020 dengan total volume ekspor sebanyak 34 juta ton.

Adapun, realisasi ekspor hingga sebanyak 22,79 juta ton hingga Agustus 2021. Pencapaian itu tumbuh 6,94 persen dari 21,31 juta ton periode yang sama tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper