Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) cost, insurance dan freight (CIF) Rotterdam naik menjadi US$1.235 per ton pada September 2021. Harga itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan Agustus 2021 yang berada di posisi US$1.226 per ton.
Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono mengatakan kenaikan harga minyak sawit dunia itu ditengarai karena penurunan produksi CPO di sejumlah negara pemasok termasuk Indonesia. Adapun, produksi CPO Indonesia sebesar 4.176 ribu ton pada September 2021 atau turun sekitar 1 persen jika dibandingkan Agustus 2021.
“Turun sekitar 1 persen dari bulan Agustus dan masih belum naik seperti yang diharapkan, demikian juga produksi Malaysia yang dilaporkan turun 0,39 persen dari produksi bulan Agustus,” kata Mukti melalui siaran pers, Jumat (12/11/2021).
Konsekuensinya, Mukti menambahkan, harga CPO dunia kembali terkerek naik akibat pasokan yang relatif turun saat itu. Berdasarkan catatan GAPKI, Harga CPO Cif Rotterdam pada September mencapai US$1.235 per ton naik dari Agustus yang berada di angka US$1.226 per ton. Selanjutnya, harga soybean oil (Dutch, ex mill) turun dari US$1.435 per ton menjadi US$1.405 per ton, sunflower oil (FOB NW Europe) turun dari US$1.380 per ton menjadi US$1.333 per ton dan rapeseed oil (Dutch FOB) naik menjadi US$1.606 persen ton dari US$1486 per ton.
“Kenaikan harga minyak sawit mungkin disebabkan rendahnya stok awal bulan September yang hanya 3,4 juta ton, 1,1 juta ton lebih rendah dari stok awal Agustus,” kata dia.
Di sisi lain, konsumsi dalam negeri bulan September sebesar 1.475 ribu ton yang relatif sama dengan bulan Agustus di posisi 1.465 ribu ton. Konsumsi untuk pangan turun mencapai 6,4 persen menjadi 672 ribu ton dari 718 ribu ton pada Agustus, untuk oleokimia relatif tetap, sedangkan alokasi pada biodiesel naik mencapai 9,3 persen menjadi 622 ribu ton dari 569 ribu ton pada bulan Agustus.
Baca Juga
“Dengan produksi rendah dan ekspor yang turun, stok akhir September minyak sawit Indonesia masih naik menjadi 3,65 juta ton dari 3,43 juta ton pada bulan Agustus,” tuturnya.
Di sisi lain, kenaikan harga CPO dunia itu ikut menggerek sejumlah komoditas strategis dalam negeri. Sejak paruh kedua tahun 2021, harga minyak goreng mengalami kenaikan yang signifikan seiring siklus komoditas CPO di pasar dunia.
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan per 3 November 2021, harga eceran nasional untuk minyak goreng curah sudah berada di posisi Rp16.000 per liter atau naik mencapai 13,38 persen dari bulan lalu. Di sisi lain, harga minyak goreng kemasan naik sebesar 7,88 persen menjadi Rp17.800 per liter dari pencatatan bulan lalu.
Dalam catatan kebijakan Kemendag yang dilihat Bisnis, pemerintah berencana akan menghentikan ekspor minyak sawit mentah untuk meningkatkan nilai tambah produk turunan di dalam negeri.
Alasannya, kenaikan harga minyak goreng berpotensi bergerak relatif lama mengikuti harga CPO dunia. Selain itu, pasokan bahan baku itu juga dialokasikan untuk program B30 yang relatif meningkat belakangan ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan entitas bisnis produsen minyak goreng yang tidak terhubung dengan industri hulu mengakibatkan harga komoditas strategis itu mengikuti tren yang ada di pasar internasional.
“Produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yaitu KPBN Dumai yang juga terkorelasi dengan pasar internasional. Akibatnya, apabila terjadi kenaikan harga CPO internasional, maka harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga internasional,” kata Oke melalui siaran pers, Kamis (4/11/2021).