Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden harus membuka opsi lain seperti mempertimbangkan penggunaan cadangan minyak strategis lantaran OPEC+ tidak menghiraukan permintaannya untuk meningkatkan produksi.
"Pertama, saya tidak mengantisipasi bahwa OPEC akan merespons, bahwa Rusia dan/atau Arab Saudi akan merespons. Apakah mereka akan memompa lebih banyak minyak [atau] apakah mereka memompa cukup minyak adalah hal yang berbeda,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih seperti dilansir Bloomberg pada Sabtu (6/11/2021), Biden.
Namun, Biden tampak menghindari jawaban langsung pada Sabtu dan menyarankan agar diskusi internasional tentang masalah tersebut terus berlanjut.
"Ada alat lain di gudang senjata yang harus kita tangani dan berurusan dengan negara lain. Pada waktu yang tepat saya akan membicarakannya, bahwa kita bisa mendapatkan lebih banyak energi secara kiasan dan secara harfiah," ujar Biden.
Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan Biden tengah mempertimbangkan cadangan minyak strategis (SPR) untuk menekan harga bahan bakar.
"SPR tentu saja tersedia sebagai opsi," ujar Granhold pada Bloomberg Television.
Baca Juga
Biden menghadapi tekanan untuk membendung kenaikan harga energi karena pemulihan dari pandemi telah membuat harga minyak dan bahan bakar bakar lebih tinggi.
Harga rata-rata nasional untuk satu galon bahan bakar tanpa timbal reguler mencapai US$3,42 pada Kamis, tertinggi sejak 2014, menurut asosiasi otomotif Amerika Utara AAA.