Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo bakal mendapatkan kucuran senilai Rp1,2 triliun untuk pengembangan Pelabuhan Benoa, Bali terutama untuk kunjungan kapal pesiar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tambahan modal PMN tersebut diharapkan bisa meningkatkan kapasitasnya untuk kunjungan kapal sebesar 4 kali lipat. Hal ini tentunya dilakukan dengan harapan sesudah Covid-19 bisa memulai pemulihan.
“Dan untuk kapal penumpang yang bisa kapasitasnya naik 3 kali dari sekarang, sehingga bisa menampung 3,2 juta pengunjung per tahun,” ujarnya, Senin (8/11/2021).
Menkeu menjelaskan kebijakan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2021 diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung berbagai kebijakan pemerintah. Khususnya untuk memperkuat struktur permodalan terutama kepada BUMN yang harus melakukan penugasan Pemerintah yang memiliki tingkat risiko yang tinggi meskipun ekonomi dan dampak sosialnya cukup besar.
“PMN untuk memperkuat struktur permodalan BUMN atau lembaga yang mendapatkan penugasan Pemerintah atau yang juga mendapatkan dampak dari Covid-19 yang cukup besar mempengaruhi kinerja keuangan mereka. PMN untuk periode 2022 juga diperlukan untuk pembangunan infrastruktur prioritas agar mereka tetap terus bisa berjalan dan tidak terhenti yang nanti akan menimbulkan biaya ekonomi maupun keuangan yang jauh lebih besar,” terangnya.
Adapun sebelumnya, pengembangan pelabuhan Benoa Bali dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) mendapat dukungan pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,2 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 2 yang merupakan salah satu dari 16 paket pengembangan BMTH.
Pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 2 merupakan lanjutan dari pekerjaan sebelumnya yang telah dikerjakan pada 2019 lalu. Dengan pengerukan alur dan kolam tahap 2 direncanakan kedalaman alur dan kolam Pelabuhan Benoa sepenuhnya merata sedalam minus 12 meter low water spring (MLWS).
Area pengembangan sisi utara Pelabuhan Benoa direncanakan untuk area petikemas, curah cair, dan LNG yang terpisah dengan area wisata, sehingga membutuhkan kolam pelabuhan yang dalam, bisa diakses kapal tanker dengan panjang 180 meter dengan boot 50.000 deadweight tonnage (DWT).