Bisnis.com, JAKARTA – Maersk mengeklaim adanya anomali lonjakan permintaan pengiriman ekspor jauh sebelum menjelang akhir tahun Natal dan Tahun Baru (Nataru) akibat berbagai faktor termasuk kongesti di Pelabuhan global.
Senior Director A.P. Moller Maersk Erry Hardianto membenarkan bahwa menjelang natal dan tahun baru memang biasanya ada lonjakan permintaan. Hal itu dikarenakan tingginya permintaan dari negara negara tujuan ekspor.
Dalam situasi normal, biasanya lonjakan kenaikan pengiriman peti kemas ini sudah mulai terjadi pada Oktober. Sementara untuk penjualan ritel terjadi pada Desember.
Namun, lanjutnya, saat ini lonjakan permintaan sudah terjadi jauh sebelum akhir tahun. Hal tersebut dikarenakan kombinasi beberapa faktor.
Misalnya, karena permintaannya memang sudah cukup tinggi dari awal tahun dan ditambah dengan banyak importir melakukan pengiriman lebih cepat untuk mengantisipasi keterlambatan akibat kongesti di pelabuhan dan di hinterland.
“Akibat anomali ini, banyak terjadi disrupsi di mata rantai supply chain, sehingga banyak pembeli mengalihkan pengiriman barangnya dengan metode lain. Kami juga telah banyak mencharter pesawat kargo untuk membantu pelanggan kami untuk membawa barang barang yang penting tepat waktu lewat produk udara,” jelasnya, Senin (8/11/2021).
Baca Juga
Dia memaparkan kalau melihat dari tabel konsumsi yang ada, lonjakan permintaan barang di Amerika Serikat mencapai di atas 10 persen dibandingkan masa pre pandemi pada 2019. Angka tersebut akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka pada saat masa awal awal pandemi pada 2020.
Menurutnya lonjakan pada tahun ini juga akan lebih tinggi dibandingkan dengan pada 2020, jika menggunakan pre pandemi sebagai acuan.
Dia juga berpendapat terkait dengan kendala kongesti yang masih dihadapi oleh pelaku di mayoritas pelabuhan global, banyak analis memprediksi bahwa kondisi kongesti ini masih akan sama sampai dengan akhir tahun.
“Untuk setelahnya, sangat sulit untuk diprediksi,” imbuhnya.