Bisnis.com, JAKARTA – Dua bulan setelah mengelola Wilayah Kerja Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah menyumbangkan penerimaan negara melalui penjualan minyak mentah bagian negara sekitar Rp2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp607,5 miliar, termasuk pajak-pajak ke daerah.
”Kontribusi ini merupakan salah satu bukti nyata bagaimana kehadiran kegiatan usaha hulu migas, dalam hal ini operasi PHR, memberikan manfaat secara langsung bagi negara dan daerah. WK Rokan merupakan aset strategis nasional yang harus didukung kelancaran operasionalnya oleh seluruh pemangku kepentingan,” ujar Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin melalui siaran pers, dikutip Sabtu (6/11/2021).
Tak hanya itu, lanjut Jaffee, kehadiran operasi PHR juga memberikan manfaat berganda lainnya seperti pemenuhan kebutuhan energi nasional, penciptaan lapangan kerja, peluang bisnis bagi pengusaha lokal maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Operasional WK Rokan saat ini didukung oleh lebih dari 25.000 pekerja, di mana sebagian besar di antaranya merupakan warga lokal Riau.
Menurut Jaffee, rencana kerja PHR yang masif dan agresif sudah selayaknya disambut dengan positif. Peluang bisnis dan kerja bagi masyarakat lokal menjadi lebih terbuka, nilai investasi di Riau pun menjadi lebih meningkat.
Baru-baru ini, PHR telah berdiskusi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau terkait potensi tambahan pajak bagi daerah. Salah satunya dipicu perubahan skema kontrak bagi hasil (production sharing contract), dari sebelumnya menggunakan skema cost recovery menjadi gross split.
”Karena itu, ke depan PHR optimistis dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terkait penerimaan negara dan daerah dari kegiatan hulu migas di WK Rokan,” kata Jaffee.
Intensitas kegiatan operasi PHR di WK Rokan meningkat seiring target 161 sumur tajak untuk periode sejak alih kelola pada 9 Agustus 2021 hingga akhir tahun ini. Hingga saat ini, PHR telah mengebor lebih dari 79 sumur dengan mengoperasikan 16 rig. Jumlah rig akan terus ditambah untuk mendukung upaya pencapaian target jumlah sumur tajak yang ingin dicapai.
Tahun depan, target PHR lebih tinggi lagi, yakni 500 sumur tajak. Peningkatan aktivitas di WK Rokan tentu akan turut meningkatkan denyut aktivitas ekonomi di Riau.
"WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung upaya pencapaian target produksi nasional minyak 1 juta barel per hari [bph] dan gas 12 miliar kaki kubik per hari [bscfd] pada 2030. Produksi WK Rokan menyumbangkan hampir 25 persen produksi minyak nasional," tutur Jaffee.