Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menjadikan transisi energi sebagai sektor prioritas yang ditawarkan kepada para investor di Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam kunjungannya ke Dubai, UEA, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memang berkomitmen untuk mengundang investor dan mendatangkan teknologi dengan harga terjangkau agar bisa melaksanakan transisi energi di dalam negeri.
“Jika anda tertarik melakukan investasi untuk energi baru dan terbarukan (EBT), ini adalah saat yang tepat. Potensi yang dimiliki Indonesia cukup banyak dan beragam, ada tenaga hidro, surya, panas bumi, dan lain-lain,” ujar Presiden, seperti dikutip dalam keterangan resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (5/11/2021).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa lawatan presiden ke UEA telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai US$32,7 miliar.
Retno menjelaskan bahwa jumlah tersebut didapat dari 19 perjanjian kerja sama yang pertukarannya dilakukan pada Kamis 4 November 2021, saat Presiden Jokowi berkunjung ke UEA.
Dari total investasi itu, komitmen kerja sama di bidang energi baru dan terbarukan di antaranya adalah floating solar panel atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung antara Masdar dan Pertamina.
Baca Juga
“Kedua pemimpin membahas kemajuan kerja sama investasi antara kedua negara. Sebagai informasi, selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai US$32,7 miliar dari 19 perjanjian kerja sama yang akan dipertukarkan,” ujar Menlu.