Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah subsektor industri pengolahan tercatat mengalami kontraksi pada kuartal III/2021, meski industri pengolahan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi pada periode ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan salah satu yang mengalami kontraksi adalah industri karet dan barang dari karet yang mengalami penurunan ndustri pengolahan 2,80 persen (year-on-year/yoy).
“Industri karet dan barang dari karet terkontraksi 2,80 persen seiring dengan turunnya pasokan bahan baku karet,” kata Margo dalam konferensi pers, Jumat (5/11/2021).
Subsektor lain yang juga mengalami kontraksi adalah industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 3,34 persen yoy, industri kertas dan barang dari kertas turun 5,37 persen, dan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik.
Industri pengolahan sendiri tumbuh 3,68 persen yoy, dengan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,12 persen yoy. Beberapa subsektor yang tumbuh signifikan antara lain industri alat angkutan sebesar 27,48 persen yoy dan industri kimia, farmasi, dan obat-obatan tradisional tumbuh 9,71 persen.
“Industri alat angkutan tumbuh cukup signifikan karena adanya kebijakan terkait insentif pajak pembelian barang mewah, jadi tumbuh cukup tinggi,” jelasnya.
Baca Juga
Industri logam dasar juga memperlihatkan pertumbuhan 9,52 persen yoy, imbas dari peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan di pasar tujuan ekspor.
Hal serupa terjadi pada industri makanan dan minuman yang tumbuh 3,49 persen yoy. Margo menyebutkan kenaikan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya untuk memenuhi kebutuhan domestik dan luar negeri memicu kinerja positif industri makanan dan minuman.