Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Celios: Infrastruktur, Logistik & SDM Jadi Tantangan RI Serap Investasi Asing

Celios pun menilai isu tenaga kerja masih menjadi tantangan dalam mengembangkan investasi di Indonesia.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Center of Economic and Law Studies atau Celios menilai bahwa kesiapan infrastruktur, logistik, dan sumber daya manusia dapat menjadi kendala dalam menyerap investasi dari luar negeri. Hal-hal itu perlu dibenahi agar potensi relokasi dan diversifikasi investasi dapat diserap ke Indonesia.

Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai bahwa investasi industri skala besar membutuhkan kawasan industri dengan fasilitas yang layak. Beberapa aspek kunci adalah sumber bahan baku serta akses pelabuhan dan jalan yang terintegrasi.

Hal tersebut membuat perbaikan infrastruktur dan logistik menjadi amat penting jika Indonesia ingin menarik sebanyak-banyaknya investasi ke dalam negeri. Saat ini, menurut Bhima, tingginya biaya logistik masih menjadi kendala besar bagi investor luar dalam memilih Indonesia.

"Biaya logistik di Indonesia harus ditekan karena belum kompetitif dibandingkan dengan negara tetangga. Biaya logistik 23,5 persen itu terlalu mahal karena investor akan hitung cost total dan harga jual barangnya," ujar Bhima pada Rabu (3/11/2021).

Lalu, pasokan listrik dan air menjadi kebutuhan yang vital. Dalam hal itu, pemerintah daerah dan badan usaha milik negara (BUMN) bisa memiliki peranan memastikan tersedianya pasokan yang stabil.

Celios pun menilai bahwa isu tenaga kerja masih menjadi tantangan dalam mengembangkan investasi di Indonesia. Pemerintah perlu memastikan adanya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga investasi yang masuk dapat terisi oleh tenaga kerja yang kapabel.

"Biasanya ada jeda antara komitmen dengan realisasi investasi. Jeda itu bisa dimanfaatkan untuk perkuat kerjasama sekolah vokasi, politeknik di sekitar wilayah perusahaan agar ada link and match dengan kebutuhan investasi. Yang paling penting adalah kesiapan SDM, infrastruktur, logistik, juga pro aktifnya peran pemerintah daerah," ujar Bhima.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Promosi InvestasiKementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ricky Kusmayadimenyampaikan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan prioritas investasi oleh negara-negara lain.Terdapat 162 perusahaan yang menunjukkan minat untuk merelokasi perusahaannya ke Indonesia.

Menurutnya, rencana nilai investasi yang akan dibawa oleh 162 perusahaan tersebut mencapai US$84.179,40 juta, dengan pelibatan tenaga kerja sebanyak 331.060 pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper