Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa target investasi pada 2022 yang ditetapkan sebesar Rp1.200 triliun atau Rp1,2 kuadriliun sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Target investasi itu sebenarnya lebih tinggi dari yang sebelumnya ditetapkan pada Rencana Strategis (Renstra) BKPM (sebelumn menjadi Kementerian) sampai 2024, yaitu sebesar Rp968,4 triliun.
"Jadi saya ingin katakan bahwa target investasi Rp1.200 triliun [Rp1,2 kuadriliun] itu sebagai syarat untuk bagaimana pertumbuhan ekonomi nasional kita bisa tumbuh di atas 5 persen," kata Bahlil pada konferensi pers, Rabu (27/10/2021).
Seperti diketahui, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dalam APBN 2022.
Tentunya, kinerja investasi bukan satu-satunya tumpuan untuk mencapai target tersebut, melainkan salah satu syarat saja. Namun, Bahlil mengatakan realisasi investasi harus mencapai minimal Rp1.100 triliun untuk bisa mendorong pertumbuhan PDB di atas 5 persen atau bahkan 6 persen. Oleh sebab itu, BKPM menetapkan target sebesar Rp1.200 triliun.
Bahlil menegaskan indikator PDB lainnya juga seperti konsumsi, eskpor-impor dan belanja pemerintah, tidak kalah penting untuk bisa mencapai target.
"Jadi sekali pun realisasi investasi Rp1.200 triliun [tercapai], tapi konsumsi kita anjlok, kemudian belanja pemerintah dan ekspor-impor itu menurun, [target] mungkin susah tercapai," tegas Bahlil.
Oleh sebab itu, Bahlil mengatakan pihaknya sudah menyiapkan strategi untuk mencapai target investasi Rp1,2 kuadriliun.
Pertama, memberikan jaminan kepastian kecepatan dan kemudahan untuk perizinan berinvestasi. Kedua, menjamin kepastian hukum. Ketiga, menjaga stabilitas politik dan keamanan negara.