Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korea Waswas Banjir Baja Impor Setelah Amerika Terapkan Bea Masuk Tinggi Secara Global

Korea Selatan akan memperketat pengawasan impor logam untuk melindungi produsennya dari potensi dumping.
Ilustrsi salah satu pabrik pengolahan baja./imip.co.id
Ilustrsi salah satu pabrik pengolahan baja./imip.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan akan memperketat masukknya logam ke negaranya untuk melindungi produsen dalam negeri. Korea mengkhawatirkan munculnya dumping di pasar lokal setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melanjutkan rencana pengenaan tarif 25% pada impor baja dan aluminium ke negaranya.

Melansir Bloomberg pada Kamis (13/3/2025), Menteri Perindustrian Korea Selatan Ahn Duk-geun mengadakan pertemuan dengan para pemimpin bisnis untuk membahas cara meningkatkan respons bersama mereka terhadap tarif AS. 

Dia telah mendesak perusahaan-perusahaan untuk secara aktif menghubungi para pemangku kepentingan AS dan berbagi rincian diskusi mereka dengan pemerintah secara langsung.

Pemerintah akan membuat rencana untuk melawan impor yang tidak adil berdasarkan pertemuan tersebut, kata Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi dalam sebuah pernyataan. Langkah-langkah tersebut akan mencakup peningkatan pemantauan impor dan upaya-upaya pencegahan, kata kementerian tersebut.

Pada hari yang sama, Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengadakan pertemuan terpisah dengan para pembuat kebijakan utama dan mendesak mereka untuk bersiap menghadapi kemungkinan gangguan pasar setelah tarif AS.

"Choi menyerukan upaya maksimal dalam negosiasi dengan AS dan memerintahkan pejabat untuk memastikan masuknya material baja yang tidak dapat diekspor ke AS dan negara lain tidak menyebabkan gangguan di pasar domestik," kata kantor kepresidenen Korea Selatan dalam sebuah pernyataan. 

Menteri perdagangan Korea Selatan akan berada di Washington minggu ini untuk duduk bersama rekan-rekannya di AS mengenai masalah perdagangan. Korea Selatan sangat bergantung pada perdagangan untuk pertumbuhan, dengan perusahaan-perusahaan terbesarnya menghasilkan sebagian besar pendapatan mereka di luar negeri.

Trump minggu lalu mengutip Korea Selatan sebagai negara dengan tarif yang lebih tidak adil terhadap produk Amerika daripada China, mengecam penggunaan subsidi untuk mendukung pembuat chip seperti Samsung Electronics Co. 

Korea Selatan telah membantah klaim tersebut, dengan mengatakan tarif efektifnya atas impor AS berjumlah 0,79% tahun lalu karena kesepakatan perdagangan bebas yang mulai berlaku pada tahun 2012. 

Untuk diketahui Korea Selatan, produsen logam utama di Asia, menahan diri untuk tidak mengambil langkah pembalasan langsung setelah bea masuk mulai berlaku pada Rabu kemarin. 

Sebaliknya, Seoul mengirim menteri perdagangannya ke Washington untuk mempercepat negosiasi dengan pemerintahan Trump dan berjanji untuk membuat langkah-langkah untuk mendukung perusahaan-perusahaannya pada akhir bulan ini.

Tarif terbaru mengikuti langkah-langkah perdagangan yang diperkenalkan pada masa jabatan pertama Trump. Kali ini tarif tersebut menghapus pengecualian bagi banyak negara dan memperluasnya ke kategori produk baru. Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang telah memenangkan pengecualian selama masa jabatan pertama Trump.

Risiko bagi pembuat baja di seluruh dunia adalah bahwa tarif memperburuk kelebihan pasokan, menambah tekanan pada produsen dan pemerintah pada saat permintaan untuk paduan tersebut sudah goyah. 

Beberapa negara telah memperketat pengawasan terhadap arus produk, dengan Taiwan meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap produk baja tertentu dari China awal minggu ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper