Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Bank Mandiri: Pemulihan Ekonomi Tertahan di Kuartal III/2021 Akibat PPKM Darurat

Perlambatan dalam pemulihan ekonomi Indonesia merupakan dampak kebijakan PPKM Darurat sebagai konsekuensi eskalasi kasus Covid-19 yang dipicu oleh varian Delta, di pertengahan tahun ini.
Dokumentasi - Foto aerial suasana kendaraan melintas di Bundaran HI, Jakarta, Senin (14/9/2020)./Antara-Sigid Kurniawan
Dokumentasi - Foto aerial suasana kendaraan melintas di Bundaran HI, Jakarta, Senin (14/9/2020)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan pemulihan ekonomi Indonesia akan tertahan di kuartal III/2021.

Hal tersebut tidak terlepas dari dampak kebijakan PPKM Darurat sebagai konsekuensi eskalasi kasus Covid-19 yang dipicu oleh varian Delta, di pertengahan tahun ini.

Faisal memperkirakan ekonomi kuartal III/2021 akan tumbuh sebesar 4,16 persen secara tahunan (year-on-year), melambat dari pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 yang melonjak hingga 7,07 persen (yoy).

Secara kuartalan, Faisal memperkirakan ekonomi pada periode tersebut akan tumbuh sebesar 2,19 persen (quarter-to-quarter/qtq), dibandingkan capaian kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,31 persen (qtq).

"Peningkatan jumlah kasus Covid-19 mengharuskan pemerintah untuk menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat yang lebih ketat pada Juli-Agustus 2021, sehingga menahan pemulihan ekonomi Indonesia," jelas Faisal dalam kajian yang dikutip Bisnis, Rabu (3//11/2021).

Namun, permintaan eksternal yang kuat terhadap komoditas menjadi katalis positif bagi perekonomian di kuartal III/2021. Pada September 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren surplus neraca dagang berlanjut untuk ke-17 kalinya, terakhir dengan nilai mencapai US$4,37 miliar.

Selain permintaan eksternal, investasi dinilai akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada periode tersebut mencapai Rp216,7 triliun. Nilai tersebut tumbuh sebesar 3,7 persen (yoy), tetapi turun 2,8 persen (qtq) jika dibandingkan dengan kuartal II/2021.

"Kami memperkirakan net ekspor meningkat sejalan dengan permintaan global yang kuat terhadap komoditas mendorong ekspor. Pada waktu yang sama, ketatnya pembatasan kegiatan masyarakat melemahkan kinerja impor. Permintaan terhadap komoditas yang tinggi juga mendorong sejumlah aktivitas investasi terutama di sektor pertambangan dan perkebunan," jelas Faisal.

Sejalan dengan hal tersebut, Faisal memperkirakan konsumsi rumah tangga akan melemah di tengah ketatnya pembatasan untuk menekan laju penyebaran virus. Lalu, belanja pemerintah secara tahunan diperkirakan menurun di tengah efek basis yang tinggi dari kuartal III/2021.

Ke depannya, pemulihan ekonomi diperkirakan berlanjut dengan lebih baik. Faisal mengatakan relaksasi dari pengetatan PPKM akan mendukung lebih jauh pemulihan ekonomi pada kuartal IV/2021.

Tidak hanya itu, permintaan eskternal yang solid di tengah pemulihan ekonomi global akan tetap berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). "Secara keseluruhan, kami memperkirakan PDB Indonesia 2021 akan tumbuh sebesar 3,69 persen [yoy], dibandingkan dengan -2,07 persen di 2020," tutup Faisal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper