Bisnis.com, TANGGAMUS – PT Nestle Indonesia berkomitmen memperkuat kemitraan dengan petani kopi di wilayah Tanggamus, Lampung sebagai bagian dari upaya peningkatan kuantitas dan kualitas komoditas tersebut.
Perusahaan tercatat telah melakukan pembelian biji kopi sebanyak 50.000 ton atau setara dengan US$80 juta per tahun untuk pemenuhan bahan baku produksi di Indonesia maupun global.
"Selama 50 tahun di Indonesia, kami telah berkomitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia dengan tujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku setempat untuk menghasilkan produk makanan dan minuman berkualitas dan bergizi yang aman dikonsumsi oleh konsumen kami," kata Technical Director Nestle Indonesia Jean-Luc DeVuyst dalam peringatan 50 tahun Nestle Indonesia di Tanggamus, Kamis (4/11/2021).
DeVuyst mengatakan kopi merupakan komoditas penting bagi bisnis Nestlé. Perusahaan berkomitmen untuk memproduksi kopi secara berkelanjutan dan meningkatkan mata pencaharian petani kopi Indonesia.
Kemitraan di Tanggamus telah terjalin sejak 1994 lewat dukungan produksi kopi yang bertanggung jawab dengan memberikan bantuan teknis dan dukungan kepada mitra petani kopi kami.
Hal ini dilakukan guna berkontribusi pada misi jangka panjang perusahaan untuk mempercepat transisi ke sistem pangan regeneratif yang bertujuan untuk melindungi dan memulihkan lingkungan.
Hingga saat ini, tim AgriService Nestlé telah bekerjasama dengan lebih dari 20.000 petani kopi di Tanggamus dan Lampung Barat dengan memberikan pelatihan tentang praktik pertanian yang baik untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas biji kopi.
"Sebanyak 55 kebun percontohan milik petani telah berhasil dibangun bersama para petani dan mencapai hasil yang menggembirakan," lanjut DeVuyst.
Sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mencapai emisi karbon net-zero, Nestle Indonesia juga telah menanam satu juta pohon di sekitar perkebunan kopi Lampung dan menerapkan metode tumpang sari, pertanian terpadu dan konservasi daerah aliran sungai, sebagai model praktik pertanian regeneratif.