Bisnis.com, DUBAI – Indonesia dan Dinar Standard sepakat untuk melakukan tukar-menukar informasi terkait dengan perdagangan halal.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan kerja sama tersebut diperlukan karena saat ini Indonesia tengah mengembangkan ekosistem halal.
Saat ini, menurut Adhi, pemerintah sedang memperbaiki pendataan ekspor dan impor produk halal. Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Bea dan Cukai, serta Bank Indonesia sedang melakukan perbaikan pencatatan ekspor dan impor, sehingga nantinya basis data produk halal akan terlihat dengan sangat jelas.
“Nanti akan kelihatan mana yang halal dan mana yang tidak halal. Sekarang ini kita tidak memiliki data itu. Jadi, tidak ketahuan berapa besar produk makanan dan minuman halal kita,” jelas Adhi kepada Bisnis, Rabu (3/11/2021).
Sekjen Gapmmi Indrayana menambahkan Dinar Standard memandang bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam perdagangan halal. Potensi besar tersebut belum tergarap dengan maksimal.
“Malah negara lain yang dapat reputasi sebagai produsen halal. Padahal, ekspor kita sangat besar dari sisi jumlah,” ujarnya.
Data Gapmmi menunjukkan, ekspor produk makanan dan minuman Indonesia pada 2020 sebesar US$31 miliar, di luar produk yang dihasilkan dari sawit. Sekitar 90 persen diantaranya merupakan produk halal. Adapun, total ekspor Malaysia hanya sebesar US$6 miliar.