Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lika-liku LRT Jabodebek Sepekan usai Tabrakan

Kejadian LRT Jabodebek tabrakan sudah terjadi hampir sepekan lalu menimbulkan banyak lika-liku mulai dari proses perbaikan hingga kritik terhadap kelayakan proyek.
Sebanyak 19 trainset dari total 31 trainset LRT Jabodebek telah dikirim ke Jakarta melalui stasiun Harjamukti (20/1/2021). /INKA
Sebanyak 19 trainset dari total 31 trainset LRT Jabodebek telah dikirim ke Jakarta melalui stasiun Harjamukti (20/1/2021). /INKA

Bisnis.com, JAKARTA - Hari ini tepat sepekan usai dua rangkaian LRT Jabodebek saling bertabrakan di kawasan Jakarta Timur. Mengawali hari pertama di pekan terakhir Oktober, kabar tumbrukan kereta tersebut menjadi isu hangat dan jadi perbincangan publik.

Ramai-ramai publik membicarakan keamanan dan kesiapan dari moda transportasi modern yang banyak diadopsi oleh negara-negara maju itu. Belum beroperasi saja sudah kecelakaan! Bagaimana bisa?

Direktur Utama PT Industri Kereta Api atau Inka Budi Noviantoro mengatakan dugaan sementara kecelakaan terjadi akibat adanya indikasi human error. Diduga, masinis melebihi kecepatan langsir (bergerak) dan menyalahi Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Makanya saya bilang ini terindikasi adanya human error, masinis pada saat langsir ini kecepatannya melebihi. Tapi itu nanti akan diketahui oleh hasil investigasi KNKT. Tapi indikasi awal berdasarkan situasi di lapangan seperti itu," kata Budi dalam jumpa pers, Senin (25/10/2021).

Tabrakan itu melibatkan dua rangkaian kereta, yakni trainset 20 dan trainset 29 LRT Jabodebek. Kecelakaan terjadi di antara Stasiun Ciracas dan Stasiun Harjamukti atau di sekitar wilayah Cibubur, Jakarta Timur sekitar pukul 13.00 WIB, Senin pekan lalu.

General Manager Sekretaris Perusahaan di Inka (Persero) Puguh Dwi Tjahjono menegaskan insiden kecelakaan itu terjadi saat dalam proses uji coba. Belum ada penumpang yang diangkut dalam LRT itu.

Sayangnya, dalam peristiwa tersebut terdapat satu korban luka ringan yaitu masinis Inka yang saat ini masih dirawat di rumah sakit. Masinis itu mengalami rasa sakit di bahu dan mata. Namun, setelah dilakukan observasi, tidak ditemukan kelainan dan diharapkan dalam beberapa hari ke depan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Usai kecelakaan, Kementerian Perhubungan menggelar simulasi perbaikan Prosedur Standar Operasi/Standard Operating Procedure (SOP) atau Table Top Exercise SOP pelaksanaan uji coba LRT Jabodebek guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa kecelakaan LRT Jabodebek saat uji coba pekan lalu menjadi pelajaran mahal. Sehingga menjadi momentum seluruh unsur terkait untuk melakukan evaluasi dan memperbaiki tata kerja, baik dari aspek SDM maupun SOP.

Menurut Budi, aspek keselamatan menjadi aspek utama dalam setiap pembangunan infrastruktur transportasi. Setiap orang yang bekerja di sektor transportasi juga harus memiliki etos kerja yang mengutamakan keselamatan.

"Kelalaian yang disebabkan faktor manusia tidak akan terjadi kalau dalam melaksanakan pekerjaannya memiliki etos kerja yang mengutamakan keselamatan," tegasnya.

Menyikapi itu, PT Inka mengaku akan melakukan evaluasi secara menyeluruh di internal perusahaan. Tidak hanya dari keterangan masinis, namun juga dari data-data yang tersimpan dalam data logger (perekam data) kereta.

Puguh menyebut data logger tersebut berada di dalam rangkaian kereta. Untuk kondisinya baru bisa diketahui setelah kereta yang rusak akibat kecelakaan itu tiba di Inka Madiun untuk diperbaiki.

Hingga hari ini, kegiatan evakuasi rangkaian yang rusak itu masih berlanjut. PT Inka baru selesai menurunkan satu Car LRT Jabodebek. Satu Car lagi akan diturunkan malam ini.

Senior Manager PKBL, CSR & Relationship PT Inka Bambang Ramadhiarto menyebut kegiatan evakuasi di lapangan dilakukan pada pukul 22.00-04.00 WIB dengan pertimbangan agar tidak terlalu menggaggu lalu lintas jalan tol. Setelahnya, seluruh rangkaian yang rusak akan dibawa ke PT Inka Madiun.

PT Inka mengevakuasi sebanyak tiga gerbong kereta LRT Jabodebek yang bertabrakan, yakni satu gerbong dari rangkaian kereta Nomor 29 dan dua gerbong dari rangkaian kereta Nomor 20.

Nantinya, ketiga gerbong kereta LRT yang rusak itu akan dibawa ke PT Inka yang berlokasi di Madiun, Jawa Timur untuk diperbaiki di sana. Penanganan pertama yang akan dilakukan adalah melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui bagian mana saja yang rusak.

"Lalu kita akan lakukan perbaikan sesuai kerusakan atau mengganti komponen baru. Setelah diperbaiki akan dilakukan pengujian ulang sesuai prosedur yang ada," imbuhnya.

Pasca kecelakaan, kini pemerintah diminta berpikir ulang untuk mengoperasikan LRT Jabodebek pada pertengahan 2022 karena berpotensi menjebol finansial negara.

Pengamat Kebijakan Publik Said Didu memprediksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi bakal menghadapi puncak persoalan pada 2022. Hal tersebut dikarenakan banyaknya proyek infrastruktur yang tak layak akan selesai dan beroperasi.

Said menyebutkan dengan selesainya sejumlah proyek infrastruktur tersebut akan memicu timbulnya tiga beban baru, yakni penyusutan, pembayaran hutang dan operasional.

“Kalau udah jalan semua tambah beban padahal kita tahu nggak layak. Itu puncak persoalannya. LRT yang baru tabrakan ini semakin cepat beroperasi semakin memberatkan nggak layak. Cibubur-Semanggi baru layak kalau tak disubsidi tarifnya Rp75.000. Siapa yang mau naik. Tapi kalau disubsidi saya protes karena Jakarta kok disubsidi sedangkan wilayah lain enggak. Jakarta banyak disiapkan fasilitas,” ujarnya dalam sebuah siaran televisi.

Soal biaya, VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Joni Martinus mengatakan dalam rangka memastikan proyek LRT Jabodebek ini beroperasi tepat waktu, KAI diusulkan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun ini sebesar Rp2,7 triliun. Dana ini rencananya akan digunakan untuk pemenuhan cost overrun proyek LRT Jabodebek atas dampak kemunduran penyelesaian proyek tersebut.

Melihat ke belakang, LRT sendiri pertama kali diputuskan untuk dibangun yaitu pada 2015 melalui keputusan presiden yang menunjuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 98/2015 untuk membangun prasarana LRT.

Dalam peraturan tersebut, ADHI diarahkan untuk membangun prasarana LRT sebanyak enam lintasan mulai dari Cibubur, Dukuh Atas, Bekasi Timur, Senayan, Bogor, dan Grogol.

Pembangunan LRT Jabodebek dilatarbelakangi oleh kemacetan parah yang selalu terjadi di Jakarta. Mengurangi kepadatan dan meminimalisir kemacetan Jalan Tol Jakarta Cikampek, serta Jalan Tol Jagorawi menjadi tujuan disediakannya LRT sebagai salah satu moda transportasi publik.

LRT merupakan moda layanan transportasi yang mengoperasikan kereta penumpang di atas rel ringan. Kemudian, LRT bekerja dengan konsep memindahkan penumpang lebih banyak melalui operasi rute yang lebih banyak.

Sampai saat ini, LRT Jabodetabek tahap 1 terdiri dari tiga lintas layanan, yakni lintas layanan 1 Cawang-Cibubur, lintas layanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan lintas layanan 3 Cawang-Bekasi Timur.

Melansir pada situs resmi lrtjabodebek.adhi.co.id, Senin (25/10/2021) LRT Jabodebek menggunakan teknologi U-Shape Girder yang dijadikan pondasi struktur bangunan LRT. Teknologi U - Shape Girder merupakan gelagar dengan cetakan beton berbentuk "U".

Teknologi tersebut diadopsi dari Prancis, dengan salah satu kelebihannya ada pada kecepatan dalam proses pembangunan. Hal tersebut tentu memberikan efisiensi waktu supaya durasi pembangunan tidak terlalu lama.

Tak hanya itu, dalam proyek LRT Jabodebek juga didukung oleh komponen Pier Head, yang merupakan dasar untuk menopang U - Shape Girder.

LRT Jabodebek ini juga akan berbekal teknologi tinggi dengan mengadopsi teknologi kereta api Grade of Automation (GoA) tingkat 3, yang memungkinkan mengoperasikan kereta tetap bergerak tanpa perlu dikendalikan oleh masinis.

LRT ini dapat bergerak tanpa perlu dikendalikan oleh masinis. Tingkatan teknologi yang digunakan tentu lebih tinggi dari teknologi kereta yang digunakan pada LRT Sumsel atau MRT Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper