Bisnis.com, JAKARTA – Melalui sejumlah komitmen investasi, Uni Emirat Arab terpantau gencar menanamkan modal di Indonesia.
"UEA sedang giat-giatnya menaruh uang di Indonesia," kata Duta besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis, dikutip dari tempo.co, Senin (1/11/2021).
Ia mengatakan sepanjang kondisi di Indonesia kondusif, maka banyak investasi dari Abu Dhabi Uni Emirat Arab. "Kalau sudah Abu Dhabi banyak investasinya, pasti tetangganya seperti Qatar, Oman, Bahrain, Saudi Arabia menyusul. Intinya kebuka semua," kata dia.
Beberapa kerja sama akan diteken untuk investasi di bidang infrastruktur seperti jalan raya, energi seperti solar, energi terbarukan, vaksinasi, satelit, dan rumah sakit.
"Ini tantangan buat teman-teman di Indonesia supaya bisa menawarkan proyek yang clean dan clear."
Menurut dia, daya saing di Indonesia perlu ditingkatkan, terutama di bidang perdagangan maupun jasa. Ia menyebut selama ini UEA mengekspor sekitar US$2 miliar, sedangkan Indonesia mengekspor sekitar US$1,5 miliar. "Masih defisit," jelasnya.
Dengan berjalannya UAE CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), ia pun berharap kemitraan dapat ditingkatkan sehingga kerja sama bisa menguntungkan kedua belah pihak.
"Pak Jokowi bilang, kalau bisa dengan adanya CEPA itu hubungan perdagangan kedua negara meningkat 2-3 kali lipat, atau bahkan 10 kali lipat. Ini di bidang perdagangan. Di bidang jasa-jasa juga demikian," ujarnya.
Ia menargetkan hingga akhir tahun Uni Emirat Arab akan menaruh investasi hingga US$25 miliar di Tanah Air. "Mimpinya US$25 miliar, kalau tanggung sayang," kata dia.
Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri akan terbang ke Abu Dhabi dan Dubai pada 3-4 November 2021. Selain bertemu dengan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan secara khusus, ia menyatakan akan ada kesepakatan secara bisnis dan perdagangan dengan adik-adik Mohammed bin Zayed dan bos-bos bisnis di UEA.
"Beliau [Jokowi] bicara dulu satu kamar khusus di Istana Negaranya His Highness, ngomong panjang lebar lah, semua dari A sampai Z dibahas," tambahnya.
Setelah itu, ada pertemuan secara bilateral bersama menteri-menteri terkait. "Waktu bilateral ini akan ada beberapa penyerahan, exchange atau agreement baik itu G to G atau B to B," katanya.
Setelah itu pada 3 November sore hari, bakal ada rencana pertemuan dengan adik-adik Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan bersama sejumlah pengusaha. Salah satunya Yusuff Ali, bos Lulu Hypermarket.
"Bos-bos businessman-nya Abu Dhabi," kata dia.