Bisnis.com, JAKARTA - PT Blue Bird Tbk. (BIRD) membukukan pendapatan sebesar Rp1,45 triliun hingga September 2021, atau turun 6,6 persen secara tahunan. Perseroan menilai capaian ini terbilang baik, mengingat pemerintah memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang tentunya memiliki dampak pada kinerja perseroan.
"Rata-rata pendapatan per bulan periode pandemi [Januari-September] 2021 naik Rp24 miliar atau 17,5 persen dibandingkan rata-rata pendapatan per bulan periode pandemi [Maret-Desember] 2020, yang menunjukkan perseroan pada jalur pemulihan yang kuat dan mampu menghadapi goncangan pandemi lebih baik dibandingkan tahun lalu," katanya dalam laporan keuangan yang diterima Bisnis, Minggu (31/10/2021).
Dia menuturkan, selain pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)pada 2021, selama Januari dan Februari 2020 pendapatan perseroan masih berada dalam masa normal sebelum pandemi dimana kinerja perseroan pada saat itu sedang sangat baik dengan rata-rata pendapatan naik sekitar 7 persen dibandingkan Januari–Februari 2019.
Apabila dibandingkan antara periode pandemi di 2020 dan 2021, lanjutnya, performa perseroan justru membaik pada kuartal III/2021. Sementara itu rugi bersih perseroan pada September 2021 tercatat sebesar Rp66,3 miliar, membaik 58 persen dibandingkan kerugian September 2020, yaitu Rp158 miliar.
"EBITDA perseroan juga turut meningkat dimana pada periode 9M21 EBITDA yang dihasilkan adalah Rp248 miliar, naik Rp12,5 miliar dibandingkan 9M20," imbuhnya.
Lebih lanjut Sigit memerinci, perbaikan kinerja Bluebird didukung oleh beberapa faktor. Di antaranya, beban langsung perseroan turun 9,6 persen atau Rp125,3 miliar di 9M21 dibandingkan 9M20 sebagai hasil dari efisiensi operasional perseroan.
Baca Juga
Selain itu strategi efisiensi perseroan juga diterapkan dalam lini pendukung operasi sehingga beban usaha juga turun Rp46,2 miliar secara tahunan. Hal itu juga membuat rugi usaha perseroan tahun ini jauh membaik dari yang sebelumnya Rp177 miliar menjadi -Rp108 miliar.
"Faktor selanjutnya adalah salah satu lini bisnis perseroan yaitu Mobil Go yang bergerak pada penjualan mobil bekas eks armada Bluebird, menunjukkan kinerja yang sangat baik. Laba atas penjualan aset naik sangat signifikan dari yang sebelumnya mencatat kerugian sebesar -Rp5,4 miliar di 9M20 menjadi laba sebesar Rp48,6 miliar di 9M21," terangnya.
Sigit melanjutkan, faktor lain yang mendorong perbaikan kinerja perseroan adalah ekspansi dari sisi teknologi dengan diluncurkannya MyBlueBird 5 dan juga kolaborasi dengan berbagai platform lain untuk booking channel dan payment channel taksi yang memberikan fleksibilitas lebih bagi customer dalam melakukan pemesanan dan pembayaran.
Posisi neraca dan kas perseroan pada September 2021, sambung Sigit, juga semakin kuat dibandingkan tahun lalu. Posisi kas perseroan di akhir September 2021 adalah Rp739,9 miliar dibandingkan posisi kas di 30 September 2020 yaitu sebesar Rp730,9 miliar.
Sementara itu, imbuhnya, debt to equity ratio 30 September 2021 adalah 0,3x. "Mulai April 2021, didukung oleh kondisi keuangan perseroan yang semakin membaik, perseroan telah mengakhiri masa relaksasi pembayaran pinjaman ke bank dan mulai melakukan pembayaran pokok pinjaman dengan normal," tutupnya.