Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas) tercatat masih jauh dari target yang dipatok sepanjang tahun ini. Banyaknya proyek-proyek migas yang belum terealisasi, sehingga membuat capaian investasi menjadi lambat.
Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Alimuddin Baso memaparkan, sampai dengan kuartal III/2021 realisasi investasi di sektor migas baru mencapai US$9,07 miliar dari target US$16,81 miliar.
“Investasi kuartal III/2020 US$9,07 miliar atau setara 56,67 persen dari target 2021. Terdapat beberapa hambatan dalam pencapaian investasi migas, perubahan investasi hilir, khususnya pada RDMP dan GRR terkait dengan efisiensi biaya. Dirjen Migas akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencapai target investasi,” katanya dalam paparan yang digelar pada Senin (25/10/2021).
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Dwi Anggoro Ismukurnianto memaparkan, realisasi investasi tersebut di antaranya di kontribusikan dari sektor hulu migas senilai US$7,65 miliar, dan US$1,4 miliar merupakan kontribusi dari sektor hilir migas.
Dwi mengatakan, telah terjadi sejumlah keterlambatan dan merealisasikan investasi di sektor hilir, terutama dalam proyek-proyek pengembangan dan pembangunan kilang.
“Hilir itu mengalami keterlambatan. Memang ada beberapa sebab. Pertama, untuk RDMP Balikpapan belum ada penyertaan modal, menunggu Pertamina dan audit. Cilacap, menurut studi kebutuhan lahan bisa dikurangi, jadi anggaran bisa berkurang. Tuban, tukar gulingnya ada keterlambatan, jadi di hilir ada keterlambatan realisasinya,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan, kendati terjadi keterlambat investasi pada proyek kilang, namun sejumlah kegiatan pembangunan fisik sampai dengan saat ini masih terus berjalan.
“Proyeksi kami 63 persen tercapai dari target U$3,5 miliar dolar, US$2,2 miliar bisa dicapai untuk RDMP dan GRR ini,” jelasnya.