Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Unit Kendaraan Listrik Evergrande Naik, Ini Pemicunya

Pendiri Evergrande memutuskan untuk beralih ke bisnis kendaraan listrik dan akan mengurangi operasional unit propertinya.
Logo perusahaan China Evergrande di kantor mereka di Hong Kong pada 26 Maret 2018./Reuters/Bobby Yip
Logo perusahaan China Evergrande di kantor mereka di Hong Kong pada 26 Maret 2018./Reuters/Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA - Unit bisnis Evergrande Group mencatatkan kenaikan harga saham di bursa Hong Kong setelah pendiri perusahaan, Hui Ka Yan mengumumkan peralihan bisnis ke Kendaraan Listrik di saat unit propertinya terlilit utang.

Dilansir Bloomberg pada Senin (25/10/2021), saham China Evergrande New Energy Vehicle Group Ltd., (Evergrande NEV) melonjak hingga 17 persen pada Senin pagi, menjadi yang tertinggi dalam tiga pekan terakhir.

Saham Evergrande naik 6 persen sebelum terpangkas menjadi 1,9 persen pada 10:38 waktu setempat. Securities Times melaporkan pada Jumat bahwa Pendiri Evergrande Hui Ka Yan mengatakan dia berencana untuk mengurangi operasi usaha real estatnya dan mengalihkannya pada kendaraan energi terbarukan.

Peralihan ini akan menjadi tantangan bagi Evergrande yang saat ini sama sekali belum mencatatkan penjualan satu unitpun, meski Hui berambisi bersaing dengan Tesla Inc.

Kendaraan listrik pertamanya, Hengchi, rencananya akan dikirim dari pabrik di Tianjin pada awal tahun depan, berdasarkan situs resmi Evergrande pada 11 Oktober.

Pada saat yang sama, Evergrande masih dihadapkan dengan krisis kas yang memaksanya untuk menjual saham unit bisnisnya termasuk Evergrande NEV.

Analis Bloomberg Intelligence Lisa Zhou mengatakan kelanjutan proyek menjadi tanda bahwa perusahaan sedang berupaya untuk meredakan kekhawatiran investor. Evergrande NEV masih diperdagangkan sekitar 94 persen pada puncak yang terjadi pada Februari.

"Kesulitan likuiditas masih membayangi, yang diikuti dengan melepas investasi properti dan saham anak perusahaan yang terdaftar, meskipun mereka punya rencana untuk mengurangi operasi real estatnya dengan mengambil jeda 10 tahun dari pembelian tanah," tutur Lisa.

Perusahaan pada bulan lalu telah memperingatkan terkait dengan kekurangan dana yang serius dan tidak ada jaminan mereka dapat memenuhi kewajiban finansialnya.

Kekurangan likuiditas yang terjadi berarti perusahaan berhenti membayar biaya operasionalnya dan beberapa pemasoknya telah berpaling.

Securities Time melaporkan bahwa Hui mengatakan dalam pertemuan internal bahwa Evergrande tidak akan membeli tanah baru dalam 10 tahun ke depan. Menurutnya, penjualan real estat akan turun menjadi sekitar 200 miliar yuan (US$31 miliar) dalam satu dekade ke depan dari 700 miliar yuan pada 2020.

Saat ini, perusahaan tengah mengerjakan konstruksi lebih dari 40 proyek di Provinsi Guangdong dan hunian akan segera jadi.

Perusahaan dilaporkan telah berhasil keluar dari ancaman gagal bayar pada pekan lalu setelah membayar kupon obligasi senilai US$83,5 juta pada detik-detik terakhir menjelang tenggat waktu.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper