Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengingatkan para pelaku usaha kecil untuk semakin sadar terhadap pentingnya melakukan kolaborasi dengan ekosistem digital.
Termasuk di dalamnya adalah upaya untuk melebarkan usaha masing-masing ke dalam platform e-commerce.
Teten mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menjadi bukti nyata pentingnya transformasi digital bagi UMKM.
“Selain kolaborasi dengan pemerintah, kolaborasi dengan e-commerce sangat membantu. Karena berdasarkan catatan kami, UMKM yang bisa bertahan itu adalah yang terhubung ke ekosistem digital,” ujarnya ketika memberi sambutan dalam acara Malam Apresiasi Jakpreneur, Minggu (24/10/2021) petang.
Teten menjanjikan bahwa pemerintah pusat dan daerah ke depannya akan terus bergotong royong mengawal digitalisasi UMKM.
Harapannya, digitalisasi juga akan mendorong kekuatan dan peran UMKM bagi perekonomian negara.
Baca Juga
Teten mencatat, saat ini jumlah wirausahawan di Indonesia baru 3,47 persen dari keseluruhan penduduk. Padahal, untuk menjadi negara maju, proporsi wirausahawan sebanyak 4 persen merupakan hal yang mutlak.
“Untuk menjadi negara maju minimum 4 persen, dan rata-rata di negara maju wirausahawannya 12 persen. Singapura, tetangga kita sudah 8,5 persen, Malaysia dan Thailand di atas 4,5 persen. Jadi, target kami nanti kami bidik mana UMKM yang bisa kami scaling up.”
Turut hadir dalam acara yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta siap mendukung visi pemerintah pusat.
Salah satu inisiasi yang dilakukan Anies dan jajarannya adalah dengan merintis program Jakpreneur Fest.
Anies mengklaim Jakpreneur sejauh ini telah berhasil mengakomodir 281.000 lebih pelaku usaha. Dari jumlah tersebut, 176.000 di antaranya telah dilantik dan 155.000 pengusaha telah mendapat pendampingan secara resmi.
“Saat ini sudah ada 44 pusat pendampingan di setiap kecamatan,” imbuhnya.
Selain mendapat pendampingan dan peluang kolaborasi dengan sejumlah mitra, Anies menyebut, para pengusaha di dalam Jakpreneur juga diasah secara mental.
“Tidak ada entrepreneur yang pesimistis, tidak ada entrepreneur yang statement-nya negatif, tidak ada entrepreneur yang cara pandangnya penuh dengan kekhawatiran. Entrepreneur itu biasanya selalu bisa melihat kesempatan dalam kesempitan,” jelasnya.