Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerima kunjungan Sekretaris Negara Departemen Pekerjaan dan Pensiun Inggris Therese Coffey di Kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Dalam pertemuan hampir 60 menit tersebut, keduanya mendiskusikan berbagai peluang peningkatan kerja sama dan kolaborasi antarkedua negara, khususnya di bidang Ketenagakerjaan.
Ida mengatakan, Indonesia sedang mengembangkan sistem monitoring pengawasan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berbasis digital.
Mengingat Inggris telah mengembangkan mobile laboratory unit. Ida mengatakan, hal itu dapat menjadi best practices bagi pengembangan sistem monitoring pengawasan bidang K3 berbasis digital untuk diterapkan di Indonesia.
“Diharapkan penerapan sistem monitoring berbasis digital ini dapat memberikan kemudahan pelaksanaan fungsi pengawasan ketenagakerjaan di Indonesia,” kata Ida dalam pertemuan bilateral bertema Indonesia G20 Presidency Priorities for 2022 dan Inclusive Labour Markets Disability Employment, Kamis (21/10/2021).
Dia berharap, pengawas ketenagakerjaan dan penguji K3 di Indonesia dapat menjadi garda terdepan dalam penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan dan pelayanan pengujian lingkungan kerja untuk berani melakukan perubahan menuju budaya berbasis kepercayaan.
“Saya percaya, dengan dukungan Dr. Thérèse beserta tim, kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris, khususnya di bidang ketenagakerjaan dapat lebih meningkat dan berkembang,” kata dia.
Selain itu, dia mengatakan bahwa pemerintah telah menjalin hubungan diplomatik dengan Pemerintah Inggris sejak tahun 1949.
Indonesia dan Inggris juga merupakan negara yang tergabung dalam G20, dan isu mengenai ketenagakerjaan menjadi salah satu perhatian utama dalam upaya untuk mewujudkan prioritas negara anggota G20.
Pada pertemuan Menteri Tenaga Kerja dan Perburuhan Negara G20 di Catania, Italia, pada Juni 2020 lalu, Pemerintah Indonesia berkesempatan melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Inggris.
Pada pertemuan itu, Pemerintah Inggris mengutarakan untuk memberikan dukungan terhadap Presiden G20 Indonesia.
“Dukungan diberikan, khususnya pada isu pasar tenaga kerja inklusif dan kuota kerja untuk penyandang disabilitas, serta pengembangan kapasitas manusia untuk pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan,” tuturnya.