Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan terdapat kesenjangan ekonomi di negara berkembang dengan negara berpendapatan rendah dan jumlah orang miskin ekstrem telah meningkat akibat pandemi Covid-19.
Pendapatan per kapita pada negara berkembang diperkirakan 5 persen pada 2021, tetapi negara miskin hanya mencatatkan 0,5 persen. Hal ini juga diperparah dengan kondisi inflasi tinggi, minimnya lapangan kerja, dan krisis listrik di beberapa negara.
Selain itu, pabrik dan pelabuhan banyak yang tutup, menyebabkan logistik dan rantai pasok semakin memburuk.
Bank Dunia memperkirakan bahwa 8,5 persen pengiriman kontainer global terhenti di dalam atau di sekitar pelabuhan. Angka itu dua kali lipat dibandingkan Januari 2020.
"Pandemi mendorong kemiskinan di seluruh dunia yang sudah mencapai 100 juta orang menjadi miskin ekstrem. kami melihat tragic reversal development," katanya saat konferensi pers virtual Pertemuan IMF Tahunan pada Rabu malam waktu Jakarta (13/10/2021).
Selain itu, ada kenaikan 12 persen terhadap utang pada negara berpendapatan rendah mencapai US$860 miliar.
Baca Juga
"Kita perlu pendekatan komprehensif termasuk debt reduction, swifter restructuring dan transparansi lebih besar terkait hal ini,"
Menurut Malpass, prioritas utama Bank Dunia adalah mengamankan akses vaksin dan mempercepat vaksinasi. Kini Bank Dunia telah memiliki kontrak vaksin Covid-19 sebesar 250 juta dosis melalui pembiayan negara ke negara.