Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Minta Pemerintah Benahi Manajemen Stok Jagung

Kalangan petani jagung meminta pemerintah membenahi manajemen stok jagung nasional demi mencegah terulangnya lonjakan harga.
Ilustrasi./Bloomberg
Ilustrasi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan petani jagung meminta pemerintah membenahi manajemen stok jagung nasional demi mencegah terulangnya lonjakan harga.

Ketua Umum Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin mengatakan bahwa 60 persen produksi jagung jatuh pada semester I/2021. Namun, kebutuhan cenderung konstan setiap bulannya.

“Panen 60 persen pada semester I/2021, dan puncaknya di Februari–Maret, karena musim hujan kadar air tinggi dan serapan cenderung konstan, imbasnya harga sering turun,” kata Sholahuddin, Rabu (13/10/2021).

Sholahuddin menuturkan, penyerapan oleh pemerintah bisa melindungi harga di petani saat panen, sekaligus menjamin pasokan ketika produksi lebih rendah dari kebutuhan, sebagaimana yang terjadi pada semester II/2021.

Terlepas dari situasi defisit sekarang, Sholahuddin meyakini Perum Bulog yang tengah ditugasi menyerap 30.000 ton jagung bisa merealisasikan amanat tersebut.

Dia mengatakan bahwa produksi jagung masih berlanjut, meski terbatas pada lahan sawah.

“Jika targetnya 30.000 ton untuk cadangan masih bisa, tetapi perlu dipastikan harga pembeliannya sesuai,” katanya.

Dia pun memberi usul agar pemerintah merevisi batas harga jagung pipil kering kadar air 15 persen yang kini dipatok Rp4.500 per kilogram.

Dalam usulan peternak, harga jagung diharapkan memakai rentang harga Rp4.000 sampai dengan Rp5.000 per kilogram.

Neraca bulanan jagung Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian sendiri memperlihatkan surplus jagung terjadi pada kurun Januari–April 2021, dengan volume surplus terbesar pada Februari sebesar 1,25 juta ton. Pada Agustus, neraca jagung defisit sebesar 188.524 ton.

Sementara itu, total kebutuhan jagung mencapai 859.500 ton. Sebanyak 787.500 ton merupakan kebutuhan pabrik pakan, dan 72.000 ton merupakan kebutuhan peternak layer mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper