Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menegaskan tidak melakukan aktivitas eksplorasi untuk mencari cadangan baru batu bara hingga Maret 2022.
Berdasarkan keterbukaan informasi, PTBA menegaskan tidak akan melaksanakan aktivitas eksplorasi pada periode Oktober 2021–Maret 2022. Kebijakan itu merupakan perpanjangan dari keputusan yang sama pada April–September 2021.
Seperti diketahui, kegiatan eksplorasi dilakukan untuk menambah sumber daya di luar area yang telah memperoleh izin operasi dan produksi.
“Perlu diketahui, eksplorasi adalah kegiatan pertambangan untuk mencari cadangan baru. PTBA tetap melakukan kegiatan pertambangan rutin dengan kegiatan produksi reguler,” kata Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C kepada Bisnis, Senin (11/10/2021).
PTBA disebut terus memantau kenaikan harga batu bara saat ini. Perseroan juga akan memanfaatkan momentum untuk meningkatkan produksi hingga 30 juta ton pada 2021.
“Meningkatkan produksi menjadi 30 juta ton di 2021. Dengan target ekspor menjadi 47 persen di akhir tahun,” katanya kepada Bisnis, Rabu (6/10/2021).
Selama ini, PTBA mengekspor batu bara ke sejumlah negara, yakni China, Taiwan, India, Filipina, dan Vietnam. Kelima negara tersebut masuk ke dalam top 5 tujuan ekspor batu bara Bukit Asam.
Selain itu, kenaikan harga batu bara juga dinilai cukup positif sebagai penanda kondisi ekonomi global mulai bangkit.
Peningkatan harga tersebut ditopang oleh permintaan tinggi di pasar global seiring dengan mulai pulihnya industri di sebagian besar negara.
Sementara itu, sejumlah emiten pertambangan juga terus menggeber eksplorasi batu bara di semester II/2021. Beberapa di antaranya, seperti PT Indika Energy Tbk. (INDY) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Indika melalui anak usahanya Kideco merencanakan kegiatan eksplorasi pada Blok Roto Samurangau, yaitu pada area Roto Selatan, Roto Selatan G, dan Samurangau.
Kemudian pada Blok Susubang Uko, yaitu di area Uko, dan Blok Samu Biu. Kegiatan pemboran pada bulan Oktober 2021 direncanakan dapat menyelesaikan 35 lubang dengan target kedalaman 6,167.00 meter.
Selanjutnya, ITMG melalui anak usahanya PT Indo Tambangraya Megah, yakni PT Trubaindo Coal Mining dan Indominco Mandiri melakukan pemboran lubang terbuka (open hole) dan pemboran inti (coring).
Bisnis telah menghubungi sejumlah pejabat di Kementerian ESDM untuk meminta tanggapan perihal aktivitas ini.
Direktur Penerimaan Mineral dan Batubara Muhammad Wafid enggan mengomentari terkait hal ini. Sementara itu, Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif masih dalam tugas lain, sehingga tidak dapat berkomentar.