Bisnis.com, JAKARTA — Industri alas kaki dalam negeri mulai mewaspadai dampak penundaan suplai bahan baku dari China yang tengah mengalami krisis listrik.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan pihaknya tak bisa memastikan kelancaran pasokan untuk beberapa bulan mendatang, meski pesanan eksisting bahan baku saat ini belum terkendala.
"Kami masih menunggu kira-kira krisis listrik di China ini akan seperti apa. Untuk saat ini anggota kami masih produksi normal, bahan baku masih tersedia," katanya kepada Bisnis, Jumat (1/10/2021).
Firman mengatakan kondisi ini akan mengulang kejadian awal 2020 ketika China menghentikan kegiatan produksinya karena lockdown ketat. Saat itu suplai bahan baku macet sementara upaya mencari alternatif sumber bahan baku lain tak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, ada spesifikasi produk dan kualitas barang yang harus dipenuhi.
Sementara itu, industri dalam negeri juga dinilai belum bisa memenuhi standar kualitas kebutuhan bahan baku. "Kalau harga [bahan baku domestik] masih bisa [bersaing]. Tetapi lebih ke soal cetakan dan kualitas," katanya.
Selain dari China, bahan baku alas kaki juga diimpor dari Vietnam yang sampai bulan lalu memberlakukan pembatasan ketat. Firman mengatakan suplai bahan baku dari Vietnam mengalami kendala, tetapi tidak sampai mengganggu produksi industri.
"Saya rasa tidak terlalu pengaruh [lockdown Vietnam]. Kami kan tidak terlalu besar [impor dari Vietnam], sebagian besar dari China," ujarnya.
Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh mengatakan kendala suplai dari China hendaknya dimanfaatkan oleh industri hulu untuk memperluas serapan bahan baku lokal. Di Industri alas kaki, Indonesia memiliki bahan baku kulit yang selama ini belum terserap secara optimal oleh industri hilir.
"Ini kesempatan industri untuk melakukan integrasi di dalam negeri," ujar Elis.