Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Bengkulu menggandeng Warkop Digital dan Bank Indonesia untuk memperluas pemasaran kopi asal provinsi tersebut.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan mayoritas produksi kopi masih dilakukan secara tradisional sehingga banyak potensi yang bisa digali melalui UMKM.
“Sejak 2018 kami menggagas bagaimana pemasaran kopi Bengkulu melalui Warung Kopi Digital,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/10/2012).
Diketahui, Warkop Digital merupakan program wirausaha kedai kopi dengan pemanfaatan teknologi digital dan internet. Program tersebut juga menyasar pengembangan potensi desa, pemasaran, percepatan akses, dan pelayanan informasi untuk membangun usaha mikro.
Menurut Rohidin, lewat Warkop Digital, kopi Bengkulu diharakan dapat dikenal baik dalam negeri hingga mancanegara. Bengkulu sendiri dikenal sebagai penghasil kopi robusta nasional ketiga.
“Apalagi Warkop Digital saat ini sudah hadir di Malaysia bahkan sampai Kazakhstan,” kata dia.
Gubernur menjelaskan pihaknya telah mengenalkan kopi Bengkulu melalui berbagai cara. Salah satunya mengikuti kompetisi kopi robusta internasional di Paris pada 2019.
Dengan meraih tiga buah medali, kata dia, kopi Bengkulu dinobatkan sebagai kopi robusta terbaik di dunia dalam kontes AVPA France.
Rohidin melanjutkan pihaknya bersama Bencoolen Coffee, perusahaan yang memasok kopi Bengkulu untuk Warkop Digital, juga berpotensi menjadi digital hub di setiap desa sekaligus untuk mempromosikan produk-produk desa.
Inisiator Warkop Digital Dedi Yudianto mengatakan, Warkop Digital menawarkan layanan digital untuk memperoleh pendapatan sekaligus membantu mempromosikan potensi-potensi di desa.
"Warung kopi sudah ada sejak zaman dahulu, tetapi di era digital ini kita ingin mengembangkan warung kopi dengan sentuhan digital,” jelasnya.
Dedi menjelaskan Warkop Digital dapat menghubungkan informasi ke setiap pelosok desa, termasuk tentang kedai kopi, sehingga masyarakat bisa mendapat manfaat bisnis online.
Untuk membantu layanan digital, Warkop Digital juga bermitra dengan Bank Indonesia dalam penggunaan sistem transaksi digital Quick Respons Code Indonesian Standar (QRIS).
Menurutnya, sebelum ada QRIS, merchant harus menyediakan QR dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang berbeda satu sama lain, sehingga butuh masing-masing QR yang berbeda untuk setiap aplikasi PJSP dan ini menjadi kurang efisien.
Dengan adanya QRIS, transaksi digital akan lebih efisien, mudah, aman, dan universal.
“QRIS ini juga bisa diagenkan. Melalui Warkop Digital, kita dorong terbentuknya agen-agen QRIS,” ujarnya.
Warkop Digital juga memudahkan pemasaran produk koperasi dan UMKM melalui teknologi e-commerce.
Dia menambahkan pihaknya juga bersinergi dengan program Desa Digital Desa Wisata (Dedi Dewi) milik pemerintah.
“Dedi Dewi telah menjadi program prioritas Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk transformasi digital ekonomi desa di provinsi itu,” katanya.