Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks PMI China Langsung Terkontraksi Akibat Krisis Listrik

Kelangkaan pasokan listrik telah berdampak pada aktivitas industri manufaktur di China. Analis bahkan memprediksi bahwa masalah ini akan berlanjut hingga beberapa bulan mendatang.
Manufaktur barang elektronik di China/ Bloomberg
Manufaktur barang elektronik di China/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas pabrik di China langsung terkontraksi dengan penurunan indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) dari 50,1 pada Agustus menjadi 49,6 pada September, mengikuti kelangkaan pasokan listrik yang mematikan mesin-mesin produksi.

Kelangkaan listrik di China telah menghantui pertumbuhan ekonomi dan menganggu rantai pasok global menjelang musim belanja pada Natal. Sekitar 20 provinsi telah membatasi penggunaan listrik pada September yang langsung memukul berbagai macam industri mulai dari alumunium, baja, hingga mainan dan pakaian.

Ahli statistika Biro Statistika Nasional China (NBS) Zhao Qinghe mengatakan kontraksi pada sektor manufaktur terjadi akibat adanya perlambatan industri dengan padat energi. Sub-indeks pesanan baru telah terkontraksi selama dua bulan berturut-turut sekarang.

"[Hal ini] mencerminkan perlambatan dalam aktivitas produksi manufaktur dan permintaan pasar," katanya.

Adapun indeks output swasta PMI manufaktur Caizin menunjukkan sektor ini rebound menjadi 50 dari 49,2 pada Agustus.

Upaya memulihkan perekonomian dihadapkan dengan krisis perusahaan properti Evergrande yang dikhawatirkan akan berdampak kepada sistem keuangan negara.

Selain itu, harga komoditas yang mencekik profit pelaku usaha, pengetatan pengawasan di industri properti dan internet, serta belanja konsumen yang masih lemah akibat pandemi menambah ujian bagi perekonomian China.

"Gangguan pasokan [listrik] cukup luas. Ini mungkin akan menjadi masalah yang berlanjut dalam beberapa bulan mendatang," ungkap Cui Li, kepala penelitian makro CCB International Securities Ltd., dalam sebuah wawancara di Bloomberg TV.

Sementara itu, obligasi dan yuan mengalami perubahan sehingga menunjukkan sinyal yang beragam terhadap sektor manufaktur dan jasa. Indeks CSI 300 naik sebsar 0,8 persen di mana semua sektor tercatat naik, kecuali keuangan.

Biro Statistika Nasional juga menunjukkan bahwa aktivitas non-manufaktur seperti di sektor konstruksi dan jasa meningkat menjadi 53,2, jauh di atas perkiraan konsensus sebesar 49,8.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper