Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subholding Gas Pertamina Bakal Gencarkan Pembangungan Infrastruktur

PGN akan membangun pipa jaringan gas rumah tangga, dengan target sebanyak 469.669 sambungan rumah tangga (SR).
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA - Subholding gas Pertamina berencana untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur gas bumi pada 2022 guna meningkatkan penyerapaan di dalam negeri.

Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Haryo Yunianto mengatakan upaya pengembangan gas akan dilakukan dengan membangun infrastruktur baik secara fisik dan virtual.

Dia mengungkapkan, di sisi selatan virtual pipeline akan mengangkut gas alam cair liquefied natural gas (LNG) dari tiga terminal, yaitu dari Boja Negara, Cilacap dan Teluk Lamong.

Tiga lokasi tersebut dipilih karena secara pasar layanan PGN cukup baik di lokasi tersebut.

Dari infrastruktur virtual tersebut, rencananya 41 kota dan kabupaten akan mendapat pasokan gas. Untuk mendukung virtual pipeline tersebut, PGN akan membangun pipa jaringan gas rumah tangga, dengan target sebanyak 469.669 sambungan rumah tangga (SR) menggunakan gas bumi dan total kebutuhan gas mencapai 7,59 BBTUD.

"Kajian kami ada beberapa kota, secara keekonomian harus kami jalankan. Insyaallah di tahun 2022 kami merencanakan 469 ribu dari pola pemanfaatan virtual pipeline yang kami jalankan," kata Haryo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (29/9/2021).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kunci pengembangan penggunaa gas bumi adalah infrastruktur, saat ini Subholding gas terus melakukan pembangunan infrastruktur, baik secara fisik maupun non fisik.

"Kunci pengembangan gas adalah infrastruktur, Nah infrastruktur ada berbagai macam ada yang secara fisik dibangun onshore atau offshore, ada yang virtual," ujarnya.

Menurut Nicke, pembangunan infrastruktur tersebut juga dapat mendorong pencapaian target penggunaa gas dalam bauran energi nasional.

Nicke pun menjelaskan, infrastruktur virtual adalah berupa sistem pengangkutan gas di wilayah yang belum memiliki jaringan pipa dengan menggunakan berbagai moda transportasi.

Virtual pipeline itu untuk menggantikan pipa transmisi, sedangkan untuk jaringan gas tetap dibangun, namun di luar APBN. Skema pembangunan tersebut dinamakan jargas mandiri dengan menggandeng pihak swasta sehingga banyak kebutuhan yang bisa di layani.

"Sebelumnya kami menjelaskan virtual gas pipeline dengan kapal," kata Nicke.

Dia melanjutkan, salah satu moda transportasi yang akan digunakan untuk pengangkutan gas adalah kereta api, nantinya cara ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan gas di wilayah selatan Jawa yang belum terdapat infrastruktur pipa.

"Nanti kami akan menggunakan kereta api untuk khususnya wilayah Selatan Jawa yang sekarang gas pipeline -nya memang belum ada," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper