Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEIKI) pesimistis kinerja ekspor sepanjang tahun ini akan mengalami pertumbuhan.
Ketua Bidang Kopi Specialty dan Industri AEIKI Moelyono Soesilo mengatakan ganjalan terbesar pada kinerja ekspor adalah masalah logistik dan ongkos peti kemas yang belum juga membaik.
"Saya tidak cukup yakin [ekspor akan tumbuh], karena pengapalannya masih belum jelas. Harusnya bisa tumbuh kalau tidak ada isu logistik ini," katanya kepada Bisnis, Selasa (28/9/2021).
Moelyono mengatakan ekspor kopi Indonesia sejak awal tahun memang mengalami pelemahan, tetapi sebabnya bukanlah penurunan hasil panen seperti yang saat ini sedang dialami Brasil, produsen nomor satu dunia.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor kopi, teh, dan rempah-rempah dalam kode HS 09 pada periode Januari-Juli 2021 mengalami penurunan dari sisi volume. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, volume ekspor turun menjadi 293.184 ton dari sebelumnya 302.905 ton.
Namun, dari sisi nilai, ekspor kopi terkerek harga yang sedang naik di pasar global, dari US$748,6 juta menjadi US$756,2 juta. Kenaikannya tercatat tipis 1,02 persen.
Sementara itu, Brasil, produsen kopi nomor 1 dunia diperkirakan akan mengalami penurunan produksi kopi sebesar 40 persen tahun ini karena kekeringan yang meluas.
Kekeringan terburuk dalam 100 tahun di Brasil membuat harga kopi dunia melonjak tajam. Harga biji kopi Arabika terkerek 30 persen dalam enam hari pada akhir Juli.
Sedangkan kinerja ekspor kopi Vietnam, penghasil kedua terbesar setelah Brasil, juga mengalami kendala lockdown akibat pandemi. Adapun di Kolombia, produsen kopi terbesar ketiga dunia, musim hujan yang terlampau lebat juga mengganggu produksi.
Sementara itu Indonesia menempati posisi produsen kopi terbesar keempat dengan produksi tahun ini ditargetkan mencapai 765.415 ton.
Namun demikian, Moelyono mengatakan belum ada kekurangan kopi di pasar global sehingga pihaknya tidak merencanakan perluasan ekspor. Pasalnya, meski tahun ini Brasil mengalami penurunan produksi, panen raya di negara itu pada tahun lalu ditengarai telah memberikan stok pasokan yang cukup.
"Kalau kita melihat kinerja ekspor [kopi] Brasil sampai dengan Agustus masih tumbuh," lanjutnya.