Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daimler Bangun Joint Venture Pabrik Baterai Senilai Rp117 Triliun

Produsen mobil mewah ini akan menguasai 33 persen saham Automotive Cells Company (ACC) yang akan didanai melalui ekuitas, utang, dan subsidi.
Logo Daimler. /ANTARA
Logo Daimler. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Daimler AG bekerjasama dengan Stellantis dan TotalEnergies SE untuk membangun perusahaan gabungan berupa fasilitas baterai senilai lebih dari 7 miliar euro atau US$8,2 miliar.

Produsen mobil mewah ini akan menguasai 33 persen saham Automotive Cells Company (ACC) yang akan didanai melalui ekuitas, utang, dan subsidi, kata Daimler pada Jumat (24/9/2021).

“Investasi ini menandakan batu loncatan strategis untuk peta jalan netral CO2 kami. Kemitraan baru ini akan mengamankan pasokan, memanfaatkan skala ekonomi, dan menyediakan teknologi baterai superior bagi pelanggan kami," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Daimler Ola Kallenius dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg.

Pabrik ACC direncanakan berkapasitas 120 gigawatt jam yang akan beroperasi pada akhir 2030 di Eropa. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat jumlah yang ditetapkan pada awal.

Perusahaan patungan ini masih membuka tambahan mitra. Sebelumnya, saingan Stellantis dari Prancis, Renault SA juga telah ikut berdiskusi. Sementara itu, anak Daimler, Mercedes akan menginvestasikan 500 juta euro pada tahun depan dan mengharapkan total pengeluaran di bawah 1 miliar euro.

Dengan bergabung bersama produsen otomotif terbesar kedua milik Eropa, akan membantu Mercedes bersaing dengan Tesla Inc., dan Volkswagen AG.

Kesepakatan tersebut juga akan meningkatkan aktivitas industri untuk memastikan pasokan baterai mencukupi. Di Eropa, kendaraan listrik telah menyumbang 17 persen dari penjualan kendaraan pada paruh pertama.

Analis Philippe Houchois Jefferies mengatakan investasi Mercedes akan membantu ACC memulai kesuksesan sebagai pemimpin di industri baterai Eropa.

Direktur Pusat Riset Otomotif di Jerman, Ferdinand Dudenhoeffer mengatakan ACC akan berhasil menyulap produksi sel untuk mobil mewah Mercedes dan pasar massal Stellantis.

“Bahan sel untuk Mercedes pasti berbeda jauh dari Opel, Peugeot atau Fiat,” ujarnya.

Inisiatif pembangunan ACC dimulai sejak 2020 saat unit Total, Saft dan Stellantis, yang dibentuk dari penggabungan PSA Group dan Fiat Chrysler awal tahun ini.

Dengan bergabung bersama Stellantis, Daimler akan kembali berhubungan dengan Chrysler dan perusahaan lainnya dari Renault. Seperti diketahui, Daimler dan Chrysler telah gagal bersatu dan bubar pada 2007, sementara Renault dan Nissan Motor Co awal tahun ini menjual saham ekuitas mereka di Daimler.

Proyek yang awalnya ditaksir mencapai 5 miliar euro ini juga didukung oleh Prancis dan Jerman untuk menghilangkan dominasi baterai kendaraan listrik di Asia dan guna menciptakan lapangan kerja baru.

ACC juga akan bersaing dengan NorthvoltAB dari Swedia yang merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh mantan eksekutif Tesla setelah memenangkan kontrak dengan VW dan BMW AG.

Daimler akan mengisi dua dari enam kursi dewan pengawas ACC. Manufaktur baterai ini akan memasok Mercedes dari pertengahan dekade dan sedang mempertimbangkan perluasan jaringan produksinya di Eropa. Beberapa kerja sama lainnya juga tengah dijajaki seperti dengan Farasis China.

Mercedes mengumumkan pada Juli terkait ambisinya terhadap kendaraan listrik dan tetap mempertahankan sebagai pemimpin pasar mobil mewah dengan target belanja senilai 40 miliar euro. Perusahaan juga berencara memproduksi mobil baterai di tiga platform kendaraan listrik mulai 2025 dan mendirikan delapan pabrik baterai di seluruh dunia dengan mitra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper