Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan PBB untuk Pembangunan (United Nation Development Programme/UNDP) mengirimkan 23 orang untuk mendampingi masyarakat mengembangkan layanan listrik dari tenaga surya.
23 orang yang yang disebut Patriot Energi ACCESS Program itu akan bersama masyarakat selama 18 sebagai fasilitator di 23 desa yang ada di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah.
Hendra Iswahyudi, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE Kementerian ESDM, mengatakan bahwa 23 orang Patriot Energi itu memiliki pengalaman yang sangat baik untuk mendampingi masyarakat memanfaatkan tenaga surya melalui pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Mereka akan mendampingi masyarakat di desa selama pembangunan PLTS, membantu serah terima aset PLTS dari Kementerian ESDM ke Pemerintah Desa, memfasilitasi pemilihan, pelatihan dan sertifikasi operator lokal, membentuk unit pengelola listrik desa, dan memetakan potensi ekonomi desa,” katanya melalui keterangan resmi, Minggu (26/9/2021).
Hendra menuturkan, 23 orang yang akan dikirim tersebut telah mengikuti pelatihan secara daring pada 6–14 September 2021, dan pelatihan luring pada 20–24 September 2021.
Pelatihan itu mencakup kode etik pemberdayaan, pendekatan gender dan inklusi sosial, pendekatan partisipatif, pengenalan PLTS dan infrastruktur solar PV, operasi dan pengelolaan PLTS komunal, pembentukan Badan Usaha Milik Desa dan Unit Pengelola Listrik Desa, serta pendampingan teknis identifikasi ekonomi desa dan penyusunan analisis keberlanjutan.
Program Patriot Energi ACCESS sendiri merupakan bagian dari kemitraan antara UNDP Indonesia dan Kementerian ESDM yang didanai oleh hibah Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Proyek ACCESS akan membangun 23 PLTS komunal dengan total kapasitas 1,2 megawatt (MW) di 23 desa yang ada di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Proyek ACCESS adalah bagian dari upaya untuk mempromosikan energi baru dan terbarukan yang mana sejalan dengan target Indonesia untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan bersih dalam bauran energi nasional menjadi 23 persen pada tahun 2025,” kata Sophie Kemkhadze, Wakil Kepala Perwakilan UNDP Indonesia.
Sementara itu Lee Jeung Wook, Deputy Director KOICA Indonesia, mengatakan bahwa proyek ACCESS memasuki tahap kritis yang akan menentukan keberhasilan instalasi fasilitas energi terbarukan di pelosok Indonesia.
“Kami percaya sangat penting untuk memberikan dukungan dan kemitraan pada inisiatif energi bersih yang pada gilirannya akan membantu menutup kesenjangan ketimpangan dan meningkatkan kehidupan jutaan orang di Indonesia,” ujarnya.
Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM mengatakan bahwa patriot energi diharapkan bisa membantu masyarakat secara mandiri mengelola sumber energi yang tersedia.
Dia pun berharap, para patriot energi dapat menjadi pemantik perubahan, khususnya bagi 0,8 persen masyarakat yang belum menikmati listrik, dan yang tinggal di 433 desa yang masih gelap gulita, serta warga 3.100 desa yang listriknya menggunakan lampu tenaga surya hemat energi.