Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebutkan bahwa stok gula konsumsi saat ini bisa memenuhi kebutuhan sampai 5 bulan ke depan atau sampai awal 2022.
Namun, pemerintah belum bisa memastikan kebutuhan impor pada 2022. Laporan dari pabrik gula BUMN, swasta, dan Perum Bulog memperlihatkan bahwa stok gula per 17 September berada di angka 1,19 juta ton.
Dengan kebutuhan rata-rata bulanan sebesar 234.000 ton, stok tersebut diproyeksi bisa memenuhi kebutuhan selama 5,1 bulan ke depan.
“Stok bisa memenuhi kebutuhan 5 bulan ke depan. Namun untuk perhitungan kebutuhan impor perlu mengacu pada data Badan Ketahanan Pangan,” kata Oke, Senin (20/9/2021).
Dari jumlah stok tersebut, Oke menjelaskan 1,12 juta ton di antaranya merupakan gula kristal putih (GKP) dari tebu produksi dalam negeri, sementara GKP asal gula mentah impor sebanyak 37.127 ton. Adapun stok gula yang dikelola Perum Bulog berjumlah 9.649 ton.
“Per 4 September masih ada sisa stok GKP impor milik RNI yang telah terjual, tetapi masih di gudang RNI sebesar 21.312 ton,” tambahnya.
Oke menjelaskan bahwa saat ini tengah dibangun strategi untuk optimalisasi penyaluran GKP dari gula mentah impor. Data yang dihimpun Kemendag menunjukkan bahwa masih ada produsen yang memproduksi GKP eks-penugasan saat musim giling tebu dimulai dan terdapat produsen yang belum optimal mendistribusikan gula hasil penugasan impor.
Per 17 September, produksi GKP hasil gula mentah impor berjumlah 532.432 ton di mana 491.073 ton telah didistribusikan. Sementara dari total impor GKP 150.000 ton, volume yang disalurkan adalah 128.687 ton.
Di tempat terpisah, Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani menargetkan stok gula yang akan dikelola oleh perusahaan bakal mencapai 300.000 ton pada masa akhir giling. Abdul Ghani mengatakan stok ini akan disimpan untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan dan fluktuasi harga.
“Kami targetkan akhir masa giling ada stok 300.000 ton. Kami sudah berdiskusi dengan Kemendag kalau ini nantinya akan jadi cadangan [gula] untuk antisipasi gejolak harga,” kata dia.