Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bahan Baku Naik, Arus Kas Industri Komponen Terganggu

Kenaikan harga material atau bahan baku komponen otomotif mengganjal pemulihan industri kecil menengah.
Ilustrasi. /JIBI
Ilustrasi. /JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Utilisasi industri kecil menengah komponen otomotif telah membaik pada semester kedua tahun ini. Namun demikian, kenaikan harga material membebani arus kas industri yang belum sepenuhnya pulih.

Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Wan Fauzi mengatakan utilisasi telah naik menjadi 60 persen meski di tengah lonjakan harga material hingga 40 persen.

"Dampaknya cash flow kami terganggu. Jadi [harga] material naiknya sampai 40 persen dari harga normal, dan ini terasa sekali," kata Fauzi kepada Bisnis, Selasa (14/9/2021).  

Adapun Utilisasi IKM komponen otomotif sempat anjlok ke level 10 persen pada Mei 2020 karena tidak adanya permintaan sama sekali. Kemudian membaik pada akhir tahun lalu menjadi sekitar 50 persen.

Sementara itu, untuk menyiasati kenaikan harga material, produsen melakukan berbagai efisiensi karena tidak serta merta dapat menaikkan harga jual kepada pelanggan. Salah satu efisiensi yang dilakukan yakni mencicil pembayaran gaji karyawan.

Selain harga yang tinggi, ketersediaan bahan material saat ini juga rendah sehingga harus memesan dari jauh hari. Bahkan, lanjut Fauzi, jika kas sedang kosong dan ada permintaan, produsen biasanya akan meminta pelanggan untuk menyuplai bahan material.

"Ada customer yang mau menaikkan harga [jual] sehingga kami bisa membeli material, tetapi kebanyakan tidak mau," ujarnya.

Dia berharap pemerintah turun tangan untuk mengintervensi harga bahan material yang terus mengalami kenaikan.

Fauzi berharap adanya kelonggaran pembayaran pajak pertambahan nilai (PPn) dengan tidak mengenakan denda keterlambatan guna menekan beban arus kas.

"Sama juga dengan bank, kami harapkan ada keringanan. Memang ada yang kami lakukan restrukturisasi, tetapi tidak semua bank memberikan," katanya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper