Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Aluminium Melonjak, Biaya Produksi Komponen Otomotif Naik

Harga aluminium diketahui melonjak hingga US$3.000 per ton di London Metal Exchange (LME), tertinggi dalam 13 tahun. Melansir Bloomberg, harga komoditas tersebut telah naik 14 persen dalam tiga minggu terakhir, dan 48 persen sepanjang tahun ini.
Ilustrasi. /Bisnis.com
Ilustrasi. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan harga komoditas aluminium membebani biaya produksi komponen otomotif dalam negeri.

Hamdani Zulkarnaen Salim, Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengatakan dalam rentang Januari–Agustus 2021, biaya produksi telah naik sekitar 30 persen karena lonjakan harga sejumlah material.

"Naiknya berkisar 30 persen. Efek kenaikan cost masing-masing tergantung komponen dan kandungan materialnya," kata Hamdani kepada Bisnis, Selasa (14/9/2021).

Harga aluminium diketahui melonjak hingga US$3.000 per ton di London Metal Exchange (LME), tertinggi dalam 13 tahun. Melansir Bloomberg, harga komoditas tersebut telah naik 14 persen dalam tiga minggu terakhir, dan 48 persen sepanjang tahun ini.

Lonjakan harga disebabkan kemacetan pengapalan dan pemangkasan produksi di China yang tengah berupaya memenuhi tujuan pengurangan intensitas energi.

Kenaikan harga ini berdampak langsung pada industri hilir di dalam negeri mengingat 90 persen bahan baku komponen otomotif masih mengandalkan impor.

Hamdani menggarisbawahi, kenaikan biaya produksi tersebut tak hanya disebabkan kenaikan harga aluminium tetapi juga material lain. Alhasil, produsen pun harus menaikkan harga di tingkat pelanggan secara berkala.  

"Beberapa customer OEM [original equipment manufacturer] kami memang punya mekanisme untuk peninjauan harga, tetapi proses itu biasanya 3-6 bulan sekali," ujarnya.

Namun demikian, Hamdani mengatakan kenaikan beban biaya tidak mempengaruhi kapasitas produksi untuk tahun ini. Dengan target produksi kendaraan roda 4 sebesar 750.000 hingga 800.000, utilisasi industri komponen berada di angka 70-80 persen sampai akhir 2021.

"[Untuk menyiasati kenaikan biaya] Kami menghemat pemakaian material dan menurunkan rejection," ujarnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper