Bisnis.com, JAKARTA - Facebook membeli outstanding invoice atau faktur penjualan dari para bisnis skala kecil yang dimiliki perempuan dan minoritas sebagai upaya memberikan dukungan bagi pengusaha yang terdampak pandemi.
Dilansir CNBC pada Sabtu (11/9/2021), pengusaha online dapat mengajukan outstanding invoice dengan nilai minimum US$1.000 atau Rp14,3 juta. Jika diterima, Facebook akan membeli invoice tersebut dan membayarkannya dalam beberapa hari setelahnya.
Pelanggan dapat membayarkan tagihan tersebut kepada Facebook dengan persyaratan yang juga telah setujui oleh pemilik bisnis. Bagi Facebook yang menghasilkan pendapatan hampir US$86 miliar pada tahun lalu, menunggu pembayaran kembali jauh lebih tidak mengerikan daripada bagi usaha kecil.
Dengan membeli faktur terutang, program Facebook Invoice Fast Track dapat membuat pengusaha dapat segera menerima pembayaran tanpa harus menunggu berminggu-minggu.
Facebook menguji coba program yang sama dengan skala yang lebih kecil pada tahun 2020 setelah mendengar kesulitan yang dihadapi para pemasok akibat pandemi Covid-19, kata Rich Rao, Wakil Presiden Bisnis Kecil Facebook.
“Kami baru saja mendengar secara langsung kesulitan keuangan yang dihadapi pemasok, dan [program] itu dibuat dengan sangat cepat dan kami mengajukan kepada CFO kami dengan mengatakan, 'Hei, apakah kita dapat membantu pemasok dengan ini? Itu adalah program pilot yang sangat kecil, tetapi kami lihat itu sangat sukses," kata Rao.
Baca Juga
Saat ini, Facebook bakal memperluas program tersebut dengan membeli outstanding di atas US$100 juta. Rao memperkirakan program ini akan mendukung 30.000 bisnis skala kecil.
“Ini konsep baru, tetapi kami sangat gembira,” kata Rao.
Setiap pengusaha perempuan dan kelompok minoritas yang tergabung dalam organisasi pemasok dapat mengajukan diri.
salah seorang anggota yang mendapatkan fasilitas program tersebut di antaranya adalah Lisa Dunnigan, co-Founder The Wright Stuff Chics, pengusaha merchandise untuk guru.
Setelah pandemi memaksa Dunnigan untuk membatalkan semua acara tatap muka perusahaannya pada 2020, Dunnigan harus mengalihkannya dengan pertemuan virtual. Namun, para peserta yang mendaftar konferensi tersebut membayar dengan purchase order sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama.
Setelah mengajukan diri ke Facebook, perusahaan membayarnya lebih dari US$10.000 dalam hitungan hari.
“Program ini telah menjadi penyelamat bagi perusahaan kami,” kata Dunnigan.