Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menjadwalkan pengembangan Pelabuhan Benoa Bali dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) selesai sepenuhnya rampung pada pertengahan 2023.
Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto menjelaskan pengembangan Pelabuhan Benoa dilakukan secara bertahap dalam beberapa paket pekerjaan. Hingga saat ini, bebernya, pengembangan pelabuhan sudah masuk pada paket pekerjaan kelima dari enam belas paket pekerjaan yang direncanakan. Lebih lanjut, disebutkan beberapa pekerjaan sudah mencapai 100 persen.
Pengerjaan pertama, jelasnya, adalah pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 1 yang dilakukan tahun 2019 dan kedua adalah perluasan terminal penumpang kapal laut internasional. Pengerukan alur dan kolam pelabuhan dari yang sebelumnya memiliki kedalaman minus 8 meter low water spring (MLWS) menjadi minus 12 MLWS dengan kedalaman tersebut kapal pesiar sepanjang 350 meter dapat bersandar di dermaga Pelabuhan Benoa.
“Sementara itu, terminal penumpang kapal laut internasional dilakukan perluasan dari sebelumnya memiliki luas 1.500 meter persegi dengan kapasitas 800 penumpang menjadi 5.600 meter persegi dengan kapasitas 3.000 orang penumpang. Terminal penumpang tersebut digunakan sebagai fasilitas naik dan turun penumpang kapal pesiar yang masuk ke Bali melalui Pelabuhan Benoa,” ujarnya, Minggu (12/9/2021).
Tak hanya itu, Pelindo III juga menyiapkan lokasi bagi wisatawan yang datang menggunakan kapal yacht. Saat ini pekerjaan yang sedang berjalan adalah pekerjaan pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas umum penunjang pariwisata termasuk di dalamnya UMKM plaza sudah mencapai 82 persen.
Dia berpendapat pengembangan Pelabuhan Benoa dalam konsep BMTH ini mengedepankan kearifan lokal Bali dan berwawasan lingkungan, dibangun dengan nuansa Bali dan terdapat kawasan hijau.
Baca Juga
Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster memberikan apresiasi atas pengembangan Pelabuhan Benoa yang dilakukan oleh Pelindo III. Menurutnya, konsep pengembangan BMTH sudah menggambarkan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Bali.
Dengan demikian pengembangan Pelabuhan Benoa dapat sejalan dengan visi pemerintah Provinsi Bali.
“Wisatawan yang datang melalui Pelabuhan Benoa harus merasa jika mereka berada di Bali saat pertama kali tiba, hal ini penting karena Bali memiliki nilai budaya yang kuat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Koster meminta agar pengembangan Pelabuhan Benoa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak. Keterlibatan UMKM juga ditekankan agar perekonomian juga menjangkau seluruh lapisan masyarakat Bali.
“Masyarakat berhak memperoleh manfaat, sehingga mereka harus dilibatkan, sediakan tempat bagi mereka di Pelabuhan Benoa, agar nantinya saat pandemi ini berakhir mereka juga ikut bangkit seiring dengan kapal pesiar yang kembali datang ke Bali,” tekan Koster.