Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan di dunia memulai kembali belanja mesin dan melanjutkan rencana pembangunan pabrik baru seiring dengan proyeksi pertumbuhan belanja modal (capital expenditure/capex) yang akan melonjak hingga 13 persen pada tahun ini.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (12/9/2021), S&P Global Ratings memprediksi capex korporasi secara global akan tumbuh hingga 13 persen. Pertumbuhan akan terjadi terutama di sektor industri semikonduktor, ritel, perangkat lunak, dan transportasi.
Ekonom Morgan Stanley memprediksi investasi global akan tumbuh 115 persen pada tingkat pra resesi pada akhir tahun ini dan mencapai 121 persen pada 2022, pemulihan yang jauh lebih cepat daripada penurunan sebelumnya.
“Pemulihan investasi menjadi genting untuk pertumbuhan jangka panjang karena akumulasi modal menjadi kunci untuk mengangkat pertumbuhan," kata Kepala Riset Pasar Global Nomura Holdings Inc. Rob Subbaraman.
Proyeksi pertumbuhan investasi ini terjadi di tengah hambatan akibat pandemi Covid-19. Saat ini, pelaku usaha dituntut untuk memacu produksi untuk memenuhi seruan ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik, baterai, dan energi terbarukan. Krisis semikonduktor yang besar telah mendorong gelombang investasi.
Sementara itu dari sisi permintaan, konsumsi masyarakat yang terpendam membuat para eksekutif optimistis bahwa belanja modal layak untuk dikeluarkan. Di antara pemicunya adalah suku bunga rendah yang diperkirakan akan stabil.
Dengan meningkatnya kegelisahan akibat inflasi, tapering bank sentral, dan kekacauan rantai pasok yang terus berlanjut, proyeksi pertumbuhan belanja modal ini memberikan angin segar yang langka bagi ekonomi global hingga 2022 dan seterusnya.
“Capex di sektor-sektor yang diuntungkan oleh lockdown dan bekerja jarak jauh telah mengisi daya penuh karena pandemi, mempercepat tren pra-Covid," kata Anna Wong, kepala ekonom AS Bloomberg.
Konglomerat asal Nepal Chaudhary Group yang memasok snack dan minuman di 35 negara tengah mengekspansi bisnisnya ke Mesir dengan membangun pabrik mie untuk pasar Afrika.
Pabrik baru yang menelan investasi US$10 juta tersebut dapat memproduksi 1 juta paket mie per hari dengan mempekerjakan 500 karyawan. Bahkan, perusahaan tengah menjajaki ekspansi ke Amerika Latin. "Kami ingin menjadi perusahaan mie global," kata GP Sah, Kepala Bisnis Global Chaudhary Group.
Sementara itu, produsen chip Rohm Co., Ltd. yang juga memasok untuk Toyota Motor Corp., Ford Motor Co. dan Honda Motor Co., sedang melakukan investasi besar senilai 70 miliar yen atau US$637 juta hingga Maret 2022.
“Kami akan terlambat kecuali kami melakukan tindakan pencegahan,” kata Chief Executive Officer Rohm Co., Isao Matsumoto dalam sebuah wawancara 25 Agustus. Pembuat chip yang berbasis di Kyoto ini memiliki pabrik di China, Malaysia, Korea Selatan, Thailand dan Filipina serta di dalam negeri.
“Pandemi memberi kami berbagai risiko. Kami ingin menyebar basis manufaktur kami," kata Matsumoto.