Bisnis.com, JAKARTA - Mengikuti tren produsen kendaraan di dunia, Toyota Motor Corp. berencana membelanjakan 1,5 triliun yen atau US$13,7 miliar atau Rp195,91 triliun untuk pasokan dan pengembangan baterai yang digunakan pada kendaraan hybrid dan listrik pada 2030.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (7/9/2021), eksekutif Toyota mengumumkan bahwa perusahaan akan berkomitmen senilai 1 triliun untuk lini produksi.
Produsen otomotif nomor wahid di dunia ini juga akan menyiapkan baterai 70 EV pada 2030 dan tengah menyiapkan pasokan baterai 200 gWh, meningkat dari rencana sebelumnya sebesar 180 gWh.
Sementara itu, BMW AG juga telah mengumumkan pada Senin (6/9/2021) bahwa akan meningkatkan pesanan sel baterai senilai lebih dari 20 miliar euro atau US$23,8 miliar, meningkat 12 miliar euro.
Langkah Toyota tampaknya belum sebesar Volkswagen AG yang bakal membangun enam pabrik baterai di Eropa yang menghasilkan 240 gWh dengan biaya senilai US$29 miliar hingga akhir dekade.
Chief Technology Officer Toyota Masahiko Maeda mengatakan saat ini perusaahaan tengah menyiapkan baterai senilai 200 gWh atau lebih lantaran potensi baterai EV yang menyebar lebih cepat.
Baca Juga
“Kendaraan nol emisi penting bagi kawasan yang mengadopsi energi terbarukan. Itulah kenapa Toyota sedang mempersiapkan jajaran lengkap kendaraan penurun emisi CO2," ujar Maeda.
Pada awal tahun ini, Toyota telah mengumumkan rencana untuk memperkenalkan 15 EV secara global pada 2025. Tujuh dari model tersebut adalah bagian dari seri "bZ" baru Toyota, yang pertama tampil di Shanghai Auto Show 2021 pada April.
Namun, Toyota tetap akan menjadikan kendaraan roda empat non-EV seperti hybrid berperan penting dalam pasar otomotif global dalam beberapa dekade mendatang.
Meskipun kendaraan EV bisa tiga kali lebih baik dalam mendukung pengurangan emisi, harga mobil hybrid lebih terjangkau. "Menggunakan hybrid adalah cara yang efektif untuk mengurangi emisi karbon," ungkap Maeda.
Ke depannya, Toyota akan menekan biaya EV hingga 50 persen per unit kendaraan.
Analis Bloomberg Tatsuo Yoshida mengatakan Toyota telah menyiapkan peta jalan yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan. "Toyota akan dapat tmerespons secara fleksibel," kata Yoshida.