Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan keramik PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) optimistis dapat menutup tahun dengan kinerja yang moncer. Pasalnya, utilisasi perseroan saat ini diperkirakan mencapai hampir 100 persen.
Direktur Keuangan Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengatakan penjualan pada semester pertama tahun ini yang tumbuh di atas 20 persen diharapkan dapat berlanjut pada paruh kedua.
"Volume penjualan di triwulan III/2021 hampir sama dengan tahun lalu. Dengan demikian dari segi target penjualan secara volume kami yakin bisa capai sesuai target," katanya kepada Bisnis, Senin (6/9/2021).
Dia melanjutkan, tahun ini Arwana telah menambah satu lini produksi di Jawa Timur, yang telah mulai beroperasi sejak triwulan pertama 2021. Perseroan menargetkan menambah satu lini produksi lain yang akan mulai beroperasi pada awal 2023.
Dari laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih Arwana tercatat senilai Rp1,25 triliun atau naik 25,23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi laba, entitas induk berhasil mengerek pencapaian 83,12 persen menjadi Rp220,91 miliar pada semester I/2021.
Tahun ini laba bersih ditarget sebesar Rp420 miliar, atau meningkat 28,73 persen.
"Secara laba bersih kami optimistis bisa capai lebih baik dari target karena adanya efisiensi biaya produksi," lanjutnya.
Direktur Operasi Arwana Edy Suyanto menambahkan untuk efisiensi biaya produksi, perseroan menerapkan prinsip lean manufacturing diiringi dengan desain baru untuk meningkatkan daya saing.
"Di kuartal kedua tahun ini kami launching produk baru dengan brand ARNA untuk segmen menengah atas," kata Edy.
Selain itu, perseroan juga aktif melakukan penetrasi pasar untuk penyebaran produk yang lebih luas. Dari sisi outlet yang dilayani, jumlahnya naik di atas 33.000 toko.
Dihubungi terpisah, Direktur PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) Juli Berliana Posman mengatakan perseroan masih terkendala utilisasi untuk mengerek kinerja pada tahun ini.
Juli mengatakan utilisasi CAKK saat ini berada di angka 70 persen dari sebelumnya 90 persen karena terimbas PPKM.
"Dengan adanya PPKM sejak Juli 2021, kondisi market mengalami koreksi yang cukup signifikan," katanya.