Bisnis.com, JAKARTA - Merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pelabuhan diklaim tak akan menciptakan monopoli usaha karena model bisnisnya tidak berbeda jauh dengan yang telah dijalankan saat ini dengan tetap membuka peluang usaha kepada perusahaan swasta lainnya.
Ketua Organizing Committee Integrasi Pelindo Arif Suhartono mengatakan setelah proses integrasi, tidak ada hal yang jauh berbeda dengan yang telah dijalankan oleh keempat Pelindo saat ini. Arif menyebutkan yang sedikit berbeda adalah tidak lagi dipisahkan melalui wilayah tetapi melalui lini bisnis yang sama.
“Pelindo Peti Kemas, misalnya sebagai anak perusahaan nantinya akan bisa melakukan kegiatannya dari Barat ke Timur Indonesia. Tentunya terkait peran perusahaan lain terutama swasta juga masih terbuka. Terkait dengan monopoli enggak ada rencana mau ke sana,” ujarnya, Kamis (2/9/2021).
Dalam operasinya ke depan, pendanaan berbagai investasi yang dilakukan oleh Pelindo pasca merger juga tetap beragam. Opsinya mungkin saja melalui penawaran saham publik perdana atau IPO sebagai salah satu cara mengumpulkan pendanaan.
“Apabila nantinya kebutuhan investasi melampaui kebutuhan internal tentunya opsi mencari dana dengan IPO sangat terbuka tapi juga ada opsi lainnya,” imbuhnya.
Adapun, pemerintah telah mengumumkan rancangan penggabungan empat BUMN Pelabuhan dengan target menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia.
Baca Juga
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan dengan target tersebut total throughput peti kemas hasil merger bisa mencapai sebesar 16,7 juta TEUs. Tiko, biasa ia dipanggil menjelaskan total aset penggabungan nantinya akan mencapai Rp112 trilun dengan total pendapatan Rp28,6 triliun. Dengan jumlah aset dan pendapatan tersebut menjadikan perusahaan merger ini berskala global dan memang
“Terintegrasinya Pelindo memiliki banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi ekonomi nasional. Salah satunya ialah dengan membuka kesempatan perusahaan untuk go global. Integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs,” ujarnya, Rabu (1/10/2021).