Bisnis.com, JAKARTA – Tarif apartemen sewa sepanjang kuartal II tahun ini relatif stabil di tengah tekanan pasar akibat banyaknya ekspatriat yang pulang ke negaranya lantaran kondisi bisnis secara umum tertekan pembatasan yang diberlakukan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Menurut Leads Property Services Indonesia, rata-rata tarif secara keseluruhan subsektor apartemen sewa relatif stabil dengan sedikit peningkatan ke US$21,24 per m2 per bulan, sehingga terjadi pertumbuhan 1 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq) yang lebih disebabkan oleh perubahan nilai tukar.
Tak ada peluang dari sewa jangka panjang karena penurunan ekspatriat baru, tetapi sewa apartemen berlayanan sedikit tumbuh 1,3 persen qtq menjadi US$24,52 per m2 per bulan.
“Beberapa pemilik apartemen mencoba menyesuaikan sewa mereka berdasarkan masa inap jangka pendek untuk mengejar ketertinggalan mereka,” ungkap hasil kajian Leads Property.
Distribusi Pasokan Apartemen Sewa di Jakarta
Sumber: Leads Property Services Indonesia
Non-serviced apartment menghadapi kasus berbeda. Dengan banyaknya pembatasan akibat pandemi yang mulai berlaku pada akhir kuartal II, tarif sewa sangat bergantung pada sewa jangka panjang dan sedikit terkoreksi 1,4 persen qtq, menjadi US$14,21 per m2 per bulan.
Masa depan subsektor apartemen sewa tergantung pada bagaimana Indonesia berhasil membalikkan tren penurunan jumlah ekspatriat untuk sisa tahun ini, yang terkait dengan perkembangan pandemi Covid-19.
Pada kuartal II, pasar apartemen sewa mendapat tambahan pasokan 176 unit, meningkatkan pangsa pasar hunian vertikal itu di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) menjadi 46 persen, bertambah 1,06 poin qtq.
Dengan tambahan tersebut, total pasokan naik menjadi 9.118 unit, menyebabkan penyesuaian distribusi unit di Jakarta Selatan menjadi 32 persen, disusul Jakarta Pusat 10 persen. CBD, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat adalah mayoritas pemasok apartemen sewa.