Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan perawatan Pesawat PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia Tbk. (GMFI) menargetkan pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi ebitda dapat tumbuh positif pada 2021.
Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi mengatakan target tersebut diambil sejalan dengan tren penanganan pandemi Covid-19 yang terus membaik dalam beberapa pekan terakhir. Perseroannpun telah menyiapkan beberapa langkah guna mewujudkan target tersebut, yang pertama ialah strategi manajemen arus kas dengan melakukan restrukturisasi pinjaman dana dari sejumlah bank di Indonesia.
Selanjutnya adalah penyesuaian kapasitas produksi, di mana emiten berkode saham GMFI ini mengimplementasikan konsep multirole personnel. Hal itu dilakukan dengan cara memindahkan pegawai dari unit bisnis yang sedang mengalami penurunan ke unit bisnis lain yang membutuhkan banyak orang
"Kami juga telah mengurangi beban staff expense melalui pengurangan beberapa benefit karyawan.Terakhir ialah strategi diversifikasi yang berfokus empat langkah, yaitu maskapai penerbangan dengan segmentasi kargo yang bertumbuh di masa pandemi.
Sejalan dengan itu juga melakukan penetrasi ke segmen private atau business jet, penetrasi ke segmen industri pertahanan, dan penggarapan kontrak pekerjaan perawatan pesawat milik TNI AU, serta menggarap segmen non aviasi.
"Hingga saat ini, kontribusi pendapatan usaha dari segmen aviasi non-komersial, berkisar di angka 5 persen dari total pendapatan usaha dan perseroan menargetkan segmen tersebut dapat mengisi sekitar 15 persen dari total pendapatan usaha Perseroan,” jelasnya
Sejauh ini, paparnya, perbaikan kinerja keuangan tercermin dalam perolehan earning before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) yang meningkat secara signifikan dari tahun sebelumnya. Hingga kuartal I/2021 ini Ebitda GMFI berbalik dari tahun lalu negatif senilai US$28,2 juta menjadi EBITDA positif senilai US$2,6 juta pada kuartal I/2021.
Perolehan ini sejalan dengan fokus Perseroan dalam melakukan pembenahan secara bertahap dan komprehensif lewat strategi-strategi pemulihan berkelanjutan, termasuk diantaranya melalui manajemen arus kas dan likuiditas, penyediaan jasa perawatan terkait Covid-19 seperti desinfeksi dan prolong maintenance, serta penetrasi ke pasar yang tidak terdampak secara signifikan oleh pandemi seperti perawatan pesawat kargo dan passenger to freighter (preighter),
Hingga pekerjaan redelivery ke lessor, perawatan pesawat private/business jets, industri pertahanan, dan perawatan industrial gas turbine engine.
“Kami menargetkan Ebitda positif sebesar US$4 juta bilamana kondisi penanganan Covid-19 di Indonesia terus membaik,” jelasnya.