Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog berencana melakukan penyerapan 1,25 juta ton beras pada 2022. Perusahaan memproyeksi tidak ada impor untuk tahun depan.
“Terkait rencana 2022 masih tahap awal pembahasan dan masih dinamis,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam rapat dengan pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (30/8/2021).
Proyeksi awal Bulog juga menunjukkan bahwa tidak akan ada impor tahun depan. Dengan asumsi stok awal tahun sebesar 1 juta ton dan penyaluran sebesar 1,21 juta ton, perusahaan memperkirakan stok akhir 2022 berjumlah 1,04 juta ton.
“Total penyaluran diproyeksikan sebesar 1,21 juta ton,” tambahnya.
Penyaluran beras pada 2022 rencananya mencakup program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) sebesar 850.000 ton dan beras untuk golongan anggaran sebesar 100.000 ton.
Perusahaan juga berencana menyiapkan stok untuk penyaluran bantuan pemerintah sebesar 250.000 ton dan stok cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bencana sebesar 15.000 ton.
Baca Juga
Adapun stok beras per 27 Agustus 2021 berjumlah 1,16 juta ton. Stok ini terdiri atas 1,14 juta ton CBP dan beras komersial 14.000 ton.
Budi Waseso menjelaskan volume beras yang masih tersimpan itu mencukupi untuk kebutuhan kegiatan KPSH atau operasi pasar maupun tanggap darurat bencana.
Adapun total realisasi pengadaan beras oleh Bulog hingga akhir pekan lalu telah mencapai 908.000 ton atau sekitar 63 persen dari target tahun ini.
Sementara itu, penyaluran/penjualan beras telah mencapai 305.000 ton. Terdiri dari 245.000 untuk KPSH, 4.000 ton untuk tanggap darurat bencana, dan 55.000 ton golongan anggaran.