Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (BNPB) di tubuh Kementerian Perhubungan pada 2022 senilai Rp6,9 triliun dari tahun ini yang sebesar Rp7,9 triliun diharapkan bisa menghindarkan pelaku transportasi laut dari stagnasi usaha.
Pakar Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Saut Gurning mengatakan secara umum dengan menurunnya proyeksi penerimaan PNBP Kemenhub sebesar 12,1 persen yang diikuti dengan penurunan target PNBP dari sektor angkutan laut merupakan hal positif.
Sebab, kata dia, di samping merupakan respon yang sesuai dengan ketidakpastian ekonomi, perdagangan internasional, dan perdagangan domestik yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat ketidakpastian ekonomi angkutan laut yang tentu berimbas pada potensi menurunnya porsi penarikan PNBP ke negara.
"Di sisi lain, diharapkan dengan penurunan potensi PNBP ini dunia usaha kemaritiman nasional dapat lebih sungguh menghindari stagnasi usahanya akibat terdongkraknya berbagai biaya operasi rutin guna mempertahankan keberlangsungan usaha di tengah menaiknya biaya Covid-19 dan penurunan volume bisnis yang memang tergerus akibat disrupsi pandemik hingga periode tahun mendatang," katanya, Rabu (25/8/2021).
Saut nemaparkan dengan penaikan pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan (y-o-y) pada 2021 sekitar 0,77 persen dari data Badan Pusat Statistik belum merupakan pertumbuhan yang fundamental akibat kekuatan industri atau pelaku jasa kemaritiman nasional. Pertumbuhan distimulasi oleh permintaan konsumsi dan angkutan lewat laut yang meningkat akibat pandemi dan bukan luaran bisnis.
Saut juga menjabarkan secara regional fluktuasi naik-turunnya serta buka tutupnya berbagai pelabuhan dunia seperti di Asean dan Asia Timur termasuk Singapura dan China merupakan indikasi masih tidak jelasnya nilai dan volume bisnis kemaritiman pada masa mendatang.
Baca Juga
Kendati memang dalam periode satu semester belakangan ini berbagai operator pelayaran dunia termasuk perusahaan pelayaran nasional yang melayani jasa angkutan luar negeri berhasil membukukan laba hingga melakukan merencanakan peningkatan jumlah angkutannya.
Sedangkan hal yang mungkin berbeda dirasakan pelaku pelayaran nasional dan pelabuhan nasional yang cenderung mengalami penurunan target komersialnya walau masih positif secara total. Sementara potensi penerimaan PNBP nasional cenderung lebih dominan dipengaruhi oleh kluster jasa maritim nasional. Baik komponen PNBP terkait jasa kepelabuhanan (yang belum diusahakan, atau yang diusahakan secara komersial, jasa penerbitan surat izin kepelabuhanan, dan jasa konsesi kepelabuhanan.
Sementara untuk klaster perusahaan pelayaran nasional potensi PNBP itu diperoleh dominan oleh berbagai kegiatan jasa kenavigasian, jasa perkapalan dan kepelautan, serta jasa angkutan laut nasional.