Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dinilai dapat mempercepat pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 dengan mempercepat distribusi vaksin Covid-19 dan reformasi ekonomi.
Pada acara HSBC Summit 2021, Chief Economist ASEAN HSBC Global Research Joseph Incalcaterra menyebut Indonesia memiliki prospek pemulihan ekonomi yang paling terlihat optimis dibandingkan negara-negara di kawasan Asean.
“Selagi kawasan Asean, termasuk Indonesia, terus menghadapi tantangan besar akibat pandemi dan ketidakpastian ekonomi global, dengan mempercepat distribusi vaksin dan terus melakukan reformasi ekonomi, Indonesia dapat membangun landasan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Kami semakin optimis dengan prospek pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini,” kata Joseph seperti yang dikutip pada dalam siaran pers, Rabu (25/8/2021).
Selain memiliki prospek tinggi untuk pemulihan ekonomi, Indonesia turut dinilai berpotensi menjadi tujuan investasi utama bagi para investor asing. Hal itu bisa terwujud dengan syarat transformasi dalam upaya mengatasi hambatan berusaha, serta pengendalian pandemi Covid-19.
Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois De Maricourt menyebut pola pemulihan telah terlihat di negara-negara yang berhasil mengendalikan penyebaran virus. Di sisi pemulihan ekonomi, Francois menyebut Indonesia harus terus mendorong konsumsi domestik, dan memanfaatkan momentum permintaan global yang meningkat.
Sementara untuk jangka panjang, dia menilai Indonesia akan mendapatkan manfaat dari rancangan ekonomi baru yang diciptakan oleh reformasi struktural, yang mempermudah peraturan investasi dan iklim usaha.
“Indonesia berhasil memposisikan diri dengan baik untuk bangkit dari Covid-19 dan memulai kembali pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tetapi, ada tiga hal penting yang harus ditangani untuk memaksimalkan momentum pemulihan ini, yaitu investasi yang berkelanjutan, transformasi dalam penyederhanaan regulasi, dan konektivitas digital,” tutur Francois pada sambutannya.
Secara rinci, Francois menyampaikan sejumlah hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk memaksimalkan momentum pemulihan ekonomi di masa pandemi. Pertama, berfokus pada memastikan kombinasi ekonomi yang berkelanjutan dan hasil investasi menjadikan Indonesia sebagai tujuan yang menarik bagi permodalan global.
Kedua, pemerintah perlu menciptakan ekosistem yang memungkinkan e-commerce dan konektivitas digital berkembang pesat. Ketiga, berfokus pada langkah-langkah untuk mengurangi hambatan non-tarif, seperti perjanjian perdagangan bebas yang baru ditandatangani akan dapat memberikan manfaat serta menjadikan Indonesia sebagai panutan bagi kawasan ASEAN.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 mencapai 7,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pertumbuhan itu tertinggi sejak krisis subprime mortgage pada 2008, dan lebih besar dari Vietnam dan Korea Selatan,
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2021 lebih tinggi dari beberapa negara tetangga yang telah merilis angka pertumbuhan di kuartal kedua, yaitu Vietnam yang tumbuh 6,6 persen (yoy), dan Korea Selatan 5,9 persen (yoy),” tutur Airlangga.
Airlangga mengatakan capaian pertumbuhan ini didorong peningkatan konsumsi masyarakat, investasi, serta eskpor dan impor. Peningkatan itu, tambahnya, tidak lepas dari komitmen pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.