Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Distribusi Vaksin Kemenkes dan Bio Farma Kok Beda? Ini Penjelasannya

Data distribusi vaksin Covid-19 yang dicatat oleh Kemenkes dan Bio Farma disebut berbeda.
Bio Farma hingga Selasa (27/4/2021) telah menerima 4.965.600 dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca./Antara-HO Humas Bio Farma
Bio Farma hingga Selasa (27/4/2021) telah menerima 4.965.600 dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca./Antara-HO Humas Bio Farma

Bisnis.com, JAKARTA - Data yang dimiliki Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai jumlah vaksin Covid-19 yang sudah didistribusikan di Tanah Air berbeda dengan data yang dimiliki PT Bio Farma (Persero) selaku perusahaan distributor.

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan perusahaan mencatat telah mendistribusikan vaksin Covid-19 sebanyak 117,7 juta dosis, sedangkan menurut data Kemenkes tercatat distribusi vaksin Covid-19 sebanyak 119 juta.

"Sebanyak 1,5 juta dosis vaksin yang didistribusikan dalam data Kementerian Kesehatan dilakukan langsung oleh Pfizer Indonesia, sehingga ada perbedaan antara data distribusi pemerintah dan Bio Farma," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat di DPR RI, Rabu (25/8/2021).

Dia menjelaskan proses distribusi vaksin Pfizer yang diimpor melalui mekanisme kontrak langsung dengan Kementerian Kesehatan langsung dikelola oleh PT Pfizer Indonesia.

Sementara itu, sambungnya, PT Bio Farma akan mengelola pendistribusian langsung vaksin buatan Pfizer yang didonasikan oleh COVAX/GAVI. "Nanti kami akan mendapatkan hibah vaksin Pfizer dari COVAX/GAVI beserta Cold chain-nya dari Kementerian Kesehatan," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, pemerintah telah melobi COVAX/GAVI serta mendapatkan hibah fasilitas rantai dingin yang direncakan tiba pada pekan depan. Perangkat tersebut nanti akan ditaruh di PT Bio Farma dan Kemenkes sebelum dikirim ke daerah.

Di samping itu, pemerintah akan melakukan pengadaan infrastruktur logistik penyimpanan rantai dingin untuk vaksin yang membutuhkan suhu hingga -80 derajat celsius. Langkah tersebut menyelesaikan masalah distribusi vaksin Pfizer yang masih terkendala oleh fasilitas.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan langkah tersebut bertujuan memperkuat jalur distribusi vaksin dengan kebutuhan berbeda di Tanah Air. Dengan demikian, semua ibukota provinsi bisa menjadi hub penyimpanan vaksin yang membutuhkan rantai dingin hingga -80 derajat celsius.

Terkait dengan upaya itu, kata Budi, pemerintah telah mengambil beberapa langkah. Pertama, membeli sebanyak 55 unit lemari es tempat penyimpanan khusus yang memiliki suhu sampai dengan -80 derajat celsius dari United Nations Children's Fund (Unicef).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper