Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat dan Singapura telah menyetujui kemitraan dalam aksi iklim, tata kelola lingkungan, pembangunan berkelanjutan, dan solusi rendah karbon.
Kementerian Perdagangan dan Industri mengatakan kemitraan tersebut akan menciptakan peluang bisnis dan pekerja di sektor pertumbuhan hijau, termasuk dalam transisi energi, pengembangan infrastruktur energi bersih, transportasi berkelanjutan, keuangan berkelanjutan, dan pasar kredit karbon berkualitas.
Kementerian Perdagangan dan Industri tidak memerinci kapan kemitraan akan diluncurkan.
Pengumuman itu disampaikan saat Wakil Presiden AS Kamala Harris berada di Singapura dalam kunjungan resmi tiga hari. Di antara sejumlah perjanjian yang ditandatangani, perubahan iklim merupakan salah satunya.
Pada Februari 2021, Singapura meluncurkan Rencana Hijau 2030, sebuah gerakan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan. Salah satu fokusnya adalah menumbuhkan ekonomi hijau untuk menciptakan lapangan kerja baru, mengubah industri, dan menggunakan keberlanjutan sebagai keunggulan kompetitif.
"Kedua negara mendukung upaya global untuk mengatasi tantangan utama ini dan berkomitmen penuh untuk menerapkan komitmen kami di bawah Perjanjian Paris dan mengambil tindakan iklim yang berani," kata Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura dalam pernyataannya, dilansir Channel News Asia, Senin (23/8/2021).
Baca Juga
Area kerja sama potensial di bawah kemitraan ini mencakup keuangan berkelanjutan, transisi energi, dan pasar kredit karbon berkualitas.
Keuangan berkelanjutan mencakup penggunaan modal swasta untuk infrastruktur berkelanjutan dan manajemen risiko lingkungan di sektor keuangan, sementara transisi energi mencakup transportasi berkelanjutan.
Kemitraan juga dapat melibatkan konsultasi ahli tentang penetapan standar hijau dan pengelolaan risiko keuangan lingkungan.
"Kedua negara akan terus menjajaki peluang untuk memperkuat kerja sama kami di lebih banyak bidang perubahan iklim dan ekonomi hijau, sejalan dengan kepentingan bersama kami,” kata kementerian itu.
Singapura dan AS juga akan meluncurkan dua program baru tahun depan untuk membantu kota-kota menjadi lebih berkelanjutan melalui penurunan emisi.
Program-program tersebut akan meningkatkan upaya berbagi pengetahuan dan kolaborasi antara Singapura, AS, dan negara Asia Tenggara lainnya melalui Jaringan Kota Cerdas Asean.