Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memastikan proses pengembangan Vaksin Merah Putih (VMP) di Tanah Air telah melalui pengawasan secara menyeluruh. Pengawasan dilakukan dari proses pembibitan sampai dengan sertifikasi infrastruktur pengembangan yang saat ini sedang diupayakan.
Kepala LBM Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan bahwa setelah melalui proses pembibitan, uji praklinis, dan bersiap melakukan uji coba klinis, LBM Eijkman bersama dengan pemerintah sedang menyusun perencanaan pembuatan badan sertifikasi untuk BSL-3.
Sebagai informasi, BSL-3 atau Animal Biosafety level 3 adalah fasilitas yang digunakan untuk melakukan uji coba terhadap spesies berjenis primata. BSL-3 merupakan infrastruktur penunjang yang diperlukan dalam pengembangan vaksin Covid-19, termasuk VMP.
“Kami dan Badan Standardisasi Nasional [BSN] sudah menyusun rencana pembentukan badan sertifikasi untuk vaksin buatan dalam negeri,” ujar Amin kepada Bisnis, Minggu (22/8/2021).
Badan sertifikasi nasional tersebut diharapkan dapat mengefisienkan anggaran yang dibutuhkan Indonesia dalam hal pengembangan vaksin di dalam negeri. Sebab, selain harus menyiapkan Rp50 miliar hingga Rp100 miliar untuk membangun BSL-3, diperlukan Rp1 miliar per tahun untuk biaya sertifikasi alat tersebut.
Saat ini, diestimasikan biaya yang perlu dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendapatkan sertifikasi senilai Rp1 miliar per tahun. BSL-3 yang sedang dibuat di Indonesia, kata Amin, akan mendapatkan sertifikasi dari salah satu badan asal Singapura.
Adapun, badan tersebut juga harus terlebih dahulu mendapatkan sertifikasi dari lembaga berskala global. Salah satunya, sertifikasi diberikan oleh World Health Organization (WHO).
Mempertimbangkan langkah-langkah yang diambil pemerintah beserta pemangku kepentingan lainnya, Amin menilai, upaya pengembangan VMP sudah melewati pengawasan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.