Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transformasi dan Konsistensi Bikin AP II Bisa Kelola 20 Bandara

Jumlah bandara yang dikelola AP II meningkat menjadi 13 bandara pada 2015, dan saat ini secara total ada 20 bandara yang berada di bawah naungan perusahaan, dengan rincian 12 bandara di Sumatra, enam bandara di Jawa, dan dua bandara lainnya di Kalimantan.
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang yang akan masuk di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/3/2020). PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi jumlah penumpang pada kuartal I/2020 bisa berkurang sebesar 218.000 orang atau sekitar 1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu akibat wabah virus corona (COVID-19) yang menyebabkan aktivitas penerbangan domestik dan internasional berkurang. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang yang akan masuk di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/3/2020). PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi jumlah penumpang pada kuartal I/2020 bisa berkurang sebesar 218.000 orang atau sekitar 1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu akibat wabah virus corona (COVID-19) yang menyebabkan aktivitas penerbangan domestik dan internasional berkurang. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura (Persero) telah bertransformasi menjadi perusahaan yang mengelola 20 bandara di usianya yang ke-37 tahun pada Agustus 2021. Perjalanan AP II dimulai dengan pembentukan Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng pada 1984 untuk mengelola Bandara Soekarno-Hatta.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menceritakan sejarah Bandara Soekarno-Hatta yang awalnya bernama Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng. Penggunaan nama Soekarno-Hatta dilakukan pada 1985 dan mulai membuka 1 terminal, yakni Terminal 1.

Pada 1992, Soekarno-Hatta kembali membuka 1 terminal yang sekarang dikenal dengan Terminal 2. Kemudian pada 2016, Terminal 3 beroperasi dan menjadi terminal penumpang pesawat terbesar dan termodern di Indonesia, dengan luas lebih dari 400.000 meter persegi berkapasitas 25 juta penumpang per tahun.

Awaluddin menuturkan, jumlah bandara yang dikelola AP II meningkat menjadi 13 bandara pada 2015, dan saat ini secara total ada 20 bandara yang berada di bawah naungan perusahaan, dengan rincian 12 bandara di Sumatra, enam bandara di Jawa, dan dua bandara lainnya di Kalimantan.

“Bermula dari mengelola Bandara Soekarno-Hatta, AP II melalui sejumlah perjalanan transformasi, mempertahankan konsistensi untuk terus tumbuh dengan semangat kolaborasi dan kerja keras, hingga kini mengelola 20 bandara dengan terus menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan,” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (15/8/2021).

Menurutnya, peningkatan usaha AP II tidak lepas dari implementasi konsep adjacent business untuk menciptakan pasar baru melalui lini bisnis lain, seperti di bidang properti, digital, hingga strategic partnership.

“Melalui perluasan usaha, AP II tidak hanya bergantung bisnis aeronautika saja tetapi juga memiliki bisnis non-aeronautika yang dapat diandalkan,” imbuhnya.

Sejalan dengan berkembangnya bisnis, infrastruktur, dan layanan, bandara-bandara AP II juga telah mendapat berbagai pengakuan dunia. Salah satunya adalah terus membaiknya peringkat Bandara Soekarno-Hatta di daftar Top 100 World’s Best Airport dari Skytrax.

Pada 2016, Bandara Soekarno-Hatta berada di peringkat 63, lalu naik ke peringkat 44 (2017), peringkat 45 (2018), peringkat 40 (2019), peringkat 35 (2020), dan pada 2021 naik ke peringkat 34.

Awaluddin menjelaskan, Bandara Soekarno-Hatta hanya membutuhkan waktu 5 tahun untuk naik 30 peringkat dan menempati posisi 34 seperti saat ini. Hal itu juga membuatnya optimistis peringkat Bandara Soekarno-Hatta akan terus mengalami perbaikan seiring dengan transformasi yang sedang dijalankan.

AP II saat ini memang sedang menjalani transformasi digital, yaitu Transformation 1.0 pada 2016–2020, dan Transformation 2.0 di 2020–2024 dengan tema The Great SHIFT 2024 guna fokus membuat perusahaan semakin adaptif terhadap global megatrends.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper